berita masjid masjid raya masjid unik masjid bersejarah surau ceramah profil

Kamis, 30 September 2010

Paduan Tiga Budaya Masjid Agung Palembang


Tak banyak masjid yang arsitekturnya memadukan budaya dari 3 bangsa. Satu di antara yang sedikit itu adalah Masjid Agung Palembang, Sumatera Selatan.  Bangunan salah satu warisan Kesultanan Palembang ini dipengaruhi budaya Indonesia, Cina, dan  Eropa.

Arsitektur Cina terlihat dari atapnya yang seperti kelenteng. Begitu pun dengan atap  menaranya yang dibiarkan tetap seperti aslinya bergaya Cina, berujung melengkung. Bentuk arsitektur Eropa nampak pada pintu masuknya yang besar dan tinggi. Termasuk penambahan teras berpagar yang mengelilingi bagian badan menaranya. Sedangkan gaya Indonesianya setelah mengalami renovasi beberapakali hingga bentuknya menjadi modern seperti saat ini.

Masjid yang didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I atau Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikramo mulai tahun 1738 sampai 1748 ini pernah berpredikat sebagai masjid terbesar di Indonesia selama beberapa tahun. Ukuran bangunan mesjid waktu pertama dibangun semula seluas 1080 meter persegi dengan daya tampung 1.200 jemaah. Peresmian pemakaian masjid yang pada awalnya tidak bermenara sebagaimana masjid-masjd tua di Nusantara ini dilakukan pada tanggal 28 Jumadil Awal 1151 H (26 Mei 1748).

Setelah mengalami renovasi beberapakali, luas masjid yang berada di pusat bekas  Kerajaan Sriwijaya ini bertambah menjadi 5.520 meter persegi dengan daya tampung 7.750 jamaah. Berikut penambahan menaranya di sebelah Barat.

Dan pascarenovasi tahun 2000-2003,  status masjid berlantai dua ini berubah menjadi masjid modern raksasa se-Sumatera Selatan yang peresmiannya dilakukan Megawati Soekarnoputri ketika menjabat sebagai presiden.

Tips Perjalanan
Masjid Agung Palembang sangat mudah dijangkau. Lokasinya sangat strategis  di Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, tepat di pertemuan antara Jalan Merdeka dan Jalan Sudirman, pusat Kota Palembang. Berada dekat dengan Jembatan Ampera. Kedua banguan bersejarah ini menjadi land mark Kota Pempek hingga sekarang. Dari Bandara Sultan Badaruddin, Anda bisa naik taksi atau mencarter mobil travel.

Naskah: Adji Kurniawan (siarmasjid@gmail.com)
Foto: Sapta Riyadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar