berita masjid masjid raya masjid unik masjid bersejarah surau ceramah profil

Senin, 29 Mei 2017

Ini yang Bikin Masjid Raya Sumatera Barat Potensial Menjaring Wisatawan

Bukan masjid tua apalagi bersejarah. Tapi karena arsitekturnya memadukan konsep modern dan tradisional membuat Masjid Raya Sumatera Barat ini potensial menjaring wisatawan. Buktinya sejumlah wisatawan yang berwisata di Ranah Minang, tak lupa menyambanginya.

Mungkin bagi orang Minang, arsitektur masjid terbesar di Sumatera Barat (Sumbar) ini sesuatu yang biasa. Namun bagi wisatawan dari luar Sumbar tentu gaya bangunan masjid yang berada  Kecamatan Padang Utara, Kota Padang ini punya daya tarik tersendiri.

Konstruksi masjid ini terdiri atas tiga lantai. Ruang utama yang dipergunakan sebagai ruang shalat merupakan ruang lepas yang terletak di lantai dua, terhubung dengan teras terbuka yang melandai ke jalan.

Lantai dua ditopang oleh 631 tiang pancang dengan pondasi poer berdiameter 1,7 meter pada kedalaman 7,7 meter. Sedangkan lantai tiga berupa mezanin berbentuk leter U dengan luas 1.832 meter persegi.

Kekhasan utamanya, bangunan utama masjid ini berbentuk persegi yang melancip di keempat penjurunya. Bentuk itu mewakili atap ber-gonjong pada rumah adat Minangkabau, yakni Rumah Gadang.

Arsiteknya bernama Rizal Muslimin. Dia pemenang sayembara desain yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada 2007.
Rancangannya dinilai bersahabat dengan geografis Sumbar yang memang termasuk rawan gempa.

Kabarnya Masjid ini dirancang mampu menahan gempa hingga 10 SR sekaligus bisa dijadikan shelter lokasi evakuasi bila terjadi tsunami, terutama di lantai 2 dan 3.

Selain itu rancangannya juga dilengkapi pelataran, taman, menara, ruang serbaguna, fasilitas komersial, dan bangunan pendukung untuk kegiatan pendidikan.

Masjid yang groundbreaking atau peletakan batu pertamanya pada 21 Desember 2007 oleh Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi ini menempati area seluas 40.343 meter persegi.

Lokasi tepatnya di perempatan antara Jalan Khatib Sulaiman dan Jalan Ahmad Dahlan. Boleh dibilang sangat strategis, lantaran termasuk berada di jantung Kota Padang.

Masjid dengan pajang dan lebar bangunan 65 meter x 65 meter dan tinggi  bangunan  mencapai 47 meter ini memiliki bangunan utama terdiri dari tiga lantai yang mampu menampung sekitar 20.000 jamaah.

Lantai dasarnya dapat menampung 15.000 jamaah, lantai kedua dan ketiga sekitar 5.000 jamaah. Di lantai pertama juga terdapat ruang salat, toilet, wudhu, dan areal parkir.

Shalat Jumat perdana menandai pembukaan Masjid Raya Sumatera Barat untuk shalat rutin pada 7 Februari 2014. Ketika itu masjid dibuka untuk umum dengan frekuensi terbatas, karena belum rampungnya fasilitas listrik dan air bersih.

Sewaktu SiarMasjid menyambangi masjid yang berjuluk Mahligai Minang belum lama ini, boleh dibilang hampir rampung 100%.

Ketika itu sejumlah jamaah dari luar Kota Padang terlihat berfoto berlatar masjid indah ini. Begitupun dengan pengunjung dari luar Sumbar yang tengah berwisata di Kota Padang, terlihat asik mengabadikan arsitektur khas masjid ini.

“Nah semestinya kalau bikin masjid baru ya seperti ini, biar modern tapi tetap menonjolkan arsitektur tradisionalnya. Alhasil diminati wisatawan dari luar Sumbar,” kata Nurdin pengunjung asal Jakarta yang sengaja singgah ke masjid tersebut usai melihat even budaya Tabuik di Kota Pariaman, Sumbar.

Disamping menyelenggarakan Shalat Fardhu 5 waktu dan Shalat Jumat, pengurus masjid ini pun kerap menyelenggarakan Dakwah Islam atau Tabliq Akbar dan kegiatan Hari Besar Islam.

Aktivitas Ramadhan 1438 H tahun ini di Masjid Raya Sumbar mulai terasa sejak Ustadz Adi Hidayat hadir di masjid ini untuk memberikan kajian dengan Judul "Tahrib Ramadhan"pada 16 Mei 2017 lalu.

Tabligh Akbar  yang  juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Sumbar, Ali Asmar ini dikunjungi ribuan jamaah, termasuk dari luar Kota Padang bahkan dari luar Sumbar.

Ini membuktikan Masjid Raya Sumbar yang menjadi salah satu ikon wisata religi di Kota Padang ini amat potensial menjaring wisatawan.
Apalagi kalau setiap even yang diselenggarakan di masjid ini dipromosikan dengan gencar jauh-jauh hari lewat berbagai media, termasuk media sosial (twitter, facebook, dan instagram). Tentu akan menarik lebih banyak lagi jamaah dari luar Sumbar untuk datang ke masjid megah dan indah ini.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: radian ghani & kemenag.go.id 

Sabtu, 27 Mei 2017

Menikmati Arsitektur Jawa dan Eropa Khas Masjid Cipaganti Saat Ramadhan

Jumlah masjid di Kota Bandung ada dua ribuan lebih. Dua diantaranya tercatat sebagai masjid bersejarah, yakni Masjis Cipaganti dan Masjid Mungsolkanas.

Sekretaris Dewan Masjid Indonesia Kota Bandung, H. Efendi Rahmat, M. Ag menjelaskan jumlah masjid di Kota Bandung, Jawa Barat tercatat sebanyak 2.793.

“Itu yang terhitung, dan masih banyak yang belum terdata. Jumlah itu terdiri atas 2.086 masjid jami, 1 masjid agung yakni Masjid Agung Al-Ukhuwah, 1 masjid raya (Masjid Raya Jawa Barat), 30 masjid besar (masjid kecamatan), dan 2 masjid bersejarah yakni Masjid Besar Cipaganti dan Masjid Mungsolkanas),” terangnya.

Berdasarkan info tersebut, jelang Ramadhan, SiarMasjid meluangkan waktu menikmati salah satu dari dua masjid bersejarah yang ada di Kota Kembang itu, yakni Masjid Cipaganti yang berada di Jalan Cipaganti Nomor 85, sekarang bernama Jalan RAA Wiranatakusumah.

Usai meng-explore Cihampelas Sky disela-sela meliput kegiatan Internasional Tourism & Hospitality Grand Recruitment (ITHGR) 2017 yang digelar Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) NHI Bandung, SiarMasjid langsung bergegas menuju Masjid Cipaganti melewati jalan raya dimana terdapat kantor dan pangkalan mobil travel Cipaganti.

Di sisi kiri jalan tersebut banyak terdapat pedagang makanan seperti bakso, batagor, siomay, warung nasi, aneka jus dan lainnya, sementara di seberangnya menjadi lokasi parkir sepeda motor.

Tak sampai 200 meter, tibalah di Masjid Cipaganti.

Dari kejauhan masjid ini tak seperti masjid pada umumya. Lantaran tidak memiliki kubah.

Masjid yang di bangun diatas tanah seluas 2.025 meter ini semula luas bangunannya 19 x 15 meter, kemudian diperluas ke bagian sayap kanan dan kiri masjid masing-masing berukuran 17 x 15 meter pada tahun 1965 hingga akhirnya ini mampu menampung 1.500 orang. Satu saf bisa diisi 100 orang.

Masjid ini dinyatakan bersejarah, karena dulunya berjasa dalam pergerakan kemerdekaan bahkan presiden pertama RI, Soekarno kerap berkunjung.

Kini Masjid Cipaganti bukan sebatas tempat  beribadah, pun menjadi tempat pengajian dan pendidikan  agama buat anak-anak dan remaja, antar lain sekolah taman kanak-kanak Al Qur’an(TKA) di sebelah kanan.

Selain bangunan utamanya juga ada tambahan bangunan baru, di sebelah kiri seperti kantor DKM, kantin, dan biro perjalanan ibadah haji/umroh.

Warga Belanda bernama Prof. Kemal CP Wolf Schoemaker yang menjadi mualaf tahun 1930 yang membangun Masjid Cipaganti pada tahun 1933 sebagai wujud cintanya terhadap Islam.

Pembangunan Masjid Cipaganti memakan waktu setahun dan diresmikan 27 Januari 1934.

Wolf adalah seorang arsitek Belanda yang menjadi Profesor di ITB Bandung. Karya arsitekturnya di Bandung cukup banyak, antara lain Gereja Katerdal, Hotel Preanger, Villa Isola (kampus UPI), laboratorium Boscha, dan Penjara Banceuy.

Masjid Cipaganti  ini menjadi masjid pertama di Bandung Utara yang pada masa itu menjadi kawasan permukiman elite bangsa Eropa (een Western Enclave) dan segelintir bangsawan pribumi.

Arsitektur Eropa dan Jawa begitu menonjol di masjid yang menjadi cikal bakal penyebaran dan pusat studi Islam di Bandung Utara itu.

Arsitektur Jawa-nya terlihat di  atap sirap berbentuk tajuk tumpang dua dan empat saka guru di dalam masjid berornamen bunga bersulur serta ukiran kaligrafi berlafaz hamdalah.

Unsur Eropa-nya dari lokasi masjid yang terletak antara Jalan Cipaganti dan Jalan Sastra. Posisi ini sering disebut "tusuk sate".

Konstruksi atap bangunannya memakai teknik bangunan kolonial yang nampak jelas dari penggunaan kuda-kuda segitiga pada interior atap tajug-nya.

Atapnya menggunakan sirap, tiang-tiangnya terbuat dari kayu jati yang kokoh dan terpahat ukiran floral dan kaligrafi.

Penggunaan relung-relung jenis tapak kuda (horseshoe arches) nampak pada pintu utama masuk dan menuju mihrab tempat seorang imam memimpin shalat.

Elemen yang paling menarik di ruangan utama dalam masjid ini adalah lampu kuningan antik. Lampu dengan penggantung berasal dari logam tersebut merupakan peninggalan asli sejak zaman kolonial.

Nama Wolf Shoemaker sebagai arsitek masjid ini dapat dilihat di area depan masjid, sedangkan di bagian atasnya tertulis peletak batu pertama yaitu Asta Kandjeng Bupati Bandung, Raden Tumenggung Hasan Soemadipradja didampingi Patih Bandung, Raden Rc. Wirijadinata pada tanggal 11 Syawal 1351 Hijriyah atau tanggal 7 Februari 1933.

Meskipun Masjid Cipaganti tidak berkubah namun gaung suara adzan bisa terdengar hingga Jalan Cihampelas.

Ini berkat kepiawaian Wolf dengan mendesain suatu ruangan menara tersembunyi yang terletak di langit-langitnya. Untuk mencapai ruangan menara itu harus melewati tangga terlebih dulu.

Letaknya yang strategis di pinggir jalan raya, dekat dengan kawasan Cihampelas Sky, Mall Cihampelas,  sejumlah rumah makan, dan jajanan serta pedagang aneka kerajinan dan suvenir khas Bandung, membuat masjid ini selalu ramai setiap hari, terlebih saat Shalat Jum’at.

Menurut salah seorang pengurus Masjid Cipaganti, khusus di bulan Ramadhan, masjid ini pun ramai jama’ah-nya, untuk shalat lima waktu, buka bersama, dan juga Shalat Taraweh.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)


Sabtu, 06 Mei 2017

Masjid Istiqlal Jakarta Tetap Jadi Magnet Utama Peserta Aksi Simpatik 55


Aksi Simpatik 55 yang digelar Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) memang berakhir di Mahkamah Agung. Namun Masjid Istiqlal yang menjadi titik kumpul sekaligus Shalat Jumat  bersama, tetap menjadi magnet utama aksi damai untuk kesekian kali ini.

Ba’da Shalat Jumat di Masjid Istqlal Jakarta dilanjutkan long march ke Mahkamah Agung (MA), Jumat (5/5/207), akhirnya lebih dari 10 delegasi aksi ini diterima empat orang perwakilan dari MA.

Ada empat permintaan yang mereka sampaikan kepada lembaga peradilan tertinggi itu.

Pertama, mereka dukung penuh terhadap apa yang menjadi pedoman prinsip peradilan independensi hakim. 

Kedua, vonis majelis hakim menjadi benteng terakhir dari rangkaian perjalanan dalam sebuah perkara.

Ketiga, perwakilan dan seluruh peserta aksi memberikan doa serta dukungan untuk majelis hakim dalam memeriksa dan memutus perkara ini dengan sebaik-baiknya, menurut rasa keadilan masyarakat.

Terakhir atau keempat, dari massa Aksi Simpatik 55 adalah ingin menjadikan MA‎ sebagai benteng terakhir dalam jalannya proses peradilan.

Mereka berharap MA memberikan keadilan bagi‎ masyarakat, dan pemberikan keadilan ini berdasarkan kepada undang-undang.

Aksi Simpatik 55 dikabarkan akan menjadi aksi terakhir dari serangkaian aksi terkait kasus penistaan Al-Quran oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

GNPF MUI sebagai organisator aksi berujar bahwa Aksi Simpatik 55 merupakan penutup aksi serupa.

Hal ini diutarakan wakil ketua GNPF MUI, Zaitun Rasmin di komplek Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (5/5/2017).

Menurutnya GNPF tidak akan lagi melakukan aksi-aksi dalam kasus penistaan Al-Qur’an oleh Ahok.

Rangkaian aksi bermula ketika Ahok ucapan Ahok terkait Surat Al Maidah ayat 51 melalui pidatonya pada 27 September 2016 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu dinilai menista agama Islam hingga memicu kemarahan beberapa pihak.

Ahok kemudian dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri pada 6 Oktober 2016. Karena tak kunjung ada tanggapan, aksi pun digelar.

Aksi pertama kali dilakukan pada Jumat, 14 Oktober 2016, diikuti massa Front Pembela Islam (FPI) di Balai Kota Provinsi DKI Jakarta.

Selanjutnya Aksi 4 November 2016 atau dikenal dengam 'Aksi Bela Islam 411'. Alhasil Ahok ditetapkan sebagai tersangka pada 16 November 2016.

Aksi Bela Islam berikutnya jumlah massanya jauh lebih besar bertajuk ‘212’ yang berlangsung  2 Desember 2016.

Selanjutnya aksi kelompok GNPF MUI tertuju pada hari-hari dilangsungkannya sidang Ahok. Mulai dari sidang pertama digelar Senin 12 Desember 2016, masa GNPF MUI terus mengawal jalannya sidang di Aula Kementerian Pertanian, Ragunan.  Mereka konsisten menuntut Ahok dipenjara.

Aksi Damai dalam jumlah massa yang besar baru diselenggarakan kembali pada Sabtu, 11 Februari 2017 atau disebut ‘112’. Aksi ini menuntut hukuman terhadap Ahok ini diselenggarakan satu minggu sebelum hari pencoblosan Pilgub DKI Jakarta 2017 yaitu Rabu, 15 Februari 2017.

Sebulan kemudian Front Umat Islam pimpinan Al-Khaththath juga melakukan aksi serupa dengan label ‘313’ pada Jumat 31 Maret 2017.

Bulan berikutnya, tepatnya Jumat, 28 April 2017 massa kembali beraksi menuntut penegakan hukum terhadap Ahok.

Dan GNPF MUI kembali menggelar AksiSimpatik55 pada Jumat, 5 Mei 2017 yang berpusat di Masjid Istiqlal Jakarta dilanjutkan long march ke MA.

Peserta AksiSimpatik55 mulai memadati Masjid Istiqlal jelang saat pelaksanaan shalat Jumat. 

"Inilah wajah Islam Indonesia. Kita sangat menghormati niat, oleh karenanya saudara-saudaraku kita harus luruskan niat kita semata-mata Lillahitaala dan kita ajak seluruh umat Islam meluruskan niatnya mulai dari diri kita, keluarga kita masyarakat kita para pemimpin kita, pemimpin hukum kita lembaga negara kita supaya meluruskan niatnya dalam melaksanakan niatnya. Jangan ada di negara ini timbul sandiwara-sandiwara Walohukhorumakirin.

Sodara-sodaraku ku yang dimuliakan Allah itulah yang disebut Khoiru Ummah Ukhrijatlinnaas. Kita mesti menebarkan kebaikan dan kebajikan di muka bumi ini dan mecegah segla kerusakan dan kemungkaran di muka bumi ini alangkah indahnya Islam di negara kita ini.

Ada para ahli yang menyampaikan kalau kamu-kamu tidak bisa bermanfaat kepada orang lain setidak-tidaknya jangan sampai membuat mudarat kepada orang lain, kalau kamu tidak bisa menguntungkan orang lain, jangan sekali-kali kamu merugikan orang lain, jadikanlah persaaudaran itu, jalinlah persaudaraan itu.

Begitu isi khotbah Jumat yang disampaikan Drs KH Moh Adnan Harahap di Masjid Istiqlal Jakarta. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Rabu, 03 Mei 2017

Jusuf Kalla: Aksi Bersih Masjid Jangan Berhenti Sampai Disini


Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menghimbau aksi Bersih-Bersih 100 Masjid yang tengah digelar Uniliver Indonesia bekerjasama dengan Dewan Masjid Indonesia di 33 kota/kabupaten di 11 provinsi seluruh Indonesia,  bertepatan menjelang Ramadhan tahun ini tidak hanya berhenti disini.

“Mudah-mudahan gerakan bersih-bersih masjid tidak hanya terhenti pada jumlah 1001 masjid semata. Harus berlanjut di masjid dan kesempatan lain,” ujar JK yang juga sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) saat membuka peresmian kegiatan tersebut di Aula Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Menurut JK setidaknya kegiatan ini sangat berdampak positif. "Kita bersama-sama membimbing aparat masjid bagaimana menjalankan kebersihan dengan betul," ucapnya.
DMI sendiri, lanjut JK telah memiliki program dan sistem kebersihan masjid. “DMI memiliki program revitalisasi masjid. Dia punya sistemnya, program kebersihannya, dan juga pola pengaturan masjid,” jelas JK lagi.

Dalam kesempatan singkat itu, JK pun menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan Islami ini.

“Ajaran Islam menjelaskan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Sedangkan, masjid adalah pelaksanaan kita menjalankan tentang keimanan kita, tempat kita shalat. Jadi, bersih saja wajib apalagi membersihkan masjid, pasti lebih wajib lagi,” sambung JK.

Ketika disinggung soal rencana aksi 55 yang akan digelar sejumlah ormas Islam, JK menilai tidak perlu lagi dilakukan karena sudah menjadi urusan pengadilan.

Kalau tetap ada aksi turun ke jalan, pemerintah berharap aksi tersebut bisa dilakukan dengan tertib dan sesuai aturan.

“Kalau urusan perlu tak perlu pemerintah menganggap tak perlu lagi, karena urusannya sudah di pengadilan. Cuma orang yang mau turun ke jalan merasa perlu dan ini bagian kebebasan dalam demokrasi, bahwa unjuk rasa itu dibolehkan,” ungkap JK.

Kata JK pemerintah tidak melarang masyarakat untuk menyampaikan pendapat. Akan tetapi penyampaian pendapat tersebut harus mematuhi aturan yang berlaku. “Ada aturannya, jamnya terbatas, jalannya terbatas, juga jumlahnya juga dibatasi. Kalau melangggar keamanan ya pelakunya ditangkap,” ujarnya. 

Sesuai namanya, Aksi Simpatik 55 yang digagas Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI rencanya akan berlangsung Jum’at, 5 Mei 2017. Ba’da Shalat Jum’at di Masjid Istiqlal Jakarta, dilanjutkan long march ke Mahkamah Agung.
Kembali ke soal acara Bersih-Bersih 1001 Masjid, Human Resources Director PT Uniliver Indonesia TBK Willy Saelan menjelaskan acara ini sudah berlangsung sejak 21 April hingga 23 Mei 2017 di 33 kota/kabupaten yang berada di 11 provinsi seluruh Indonesia.

Artis peran Dude Harlino menjadi ikon untuk mengkampanyekan kegiatan bertajuk Bersih-Bersih 1001 Masjid ini.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Dude Harlino Mengepel Lantai Masjid Ini dalam Aksi Bersih-Bersih 1001 Masjid


Tak mau cuma sekadar menjadi ikon untuk mengkampanyekan kegiatan bertajuk Bersih-bersih 1001 Masjid yang digagas oleh Unilever Indonesia dan Dewan Masjid Indonesia, aktor sinetron Dude Harlino juga turun langsung membersihkan Masjid Agung Sunda Kelapa di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/5/2017). Dia ikutan mengepel lantai masjid tersebut.

Suami Alyssa Soebandono ini terlihat begitu antusias membersihkan lantai depan ruang utama Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), didampingi Willy Saelan selaku Human Resources Director PT Uniliver Indonesia TBK dan Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) H. Imam Addaruqutni.
Aksi ayah berputra satu ini tak cukup sampai di situ. Bersama seorang marbot (petugas kebersihan) MASK, Dude berkeliling mengepel lantai masjid.

“Saya ikut ngepel niatnya ibadah, kalau masjid bersih jadi ibadahnya enak. Aksi bersih-bersih sangat Islami karena diajarkan dalam Islam. Kan kebersihan itu dalam Islam adalah sebagian dari iman,” ucapnya lagi sambil terus mengepel dengan sapu pel.

Selain mengepel, artis peran yang tengah syuting untuk sinetron terbarunya berjudul Tuhan Beri Kami Cinta bersama Citra Kirana dan Baim Wong yang akan tayang bulan Ramadhan tepatnya tanggal 27 Mei 2017 di SCTV ini pun beranji akan mengajak remaja masjid untuk ikut mengikuti aksi bersih-bersih ini.

Menurut Dude, kebetulan dia aktif mengurus berbagai kegiatan di masjid, salah satunya Masjid Agung At-Tin.

Selama delapan tahun terakhir, ia menjadi pengurus masjid megah di kawasan TMII, Jakarta Timur tersebut.

Dude mengaku akan menularkan semangat bersih-bersih masjid ini kepada komunitas anak muda di masjid tersebut dan beberapa masjid lainnya dengan harapan agar anak muda tidak hanya mau datang untuk memakmurkan masjid tapi juga membersihkan masjid tersebut.

"Saya akan silaturahim ke komunitas anak muda dengan mengundang mereka ke masjid, juga mengundang ustadz yang akrab dengan bahasa anak muda agar nyambung," ujarnya.

Dude berharap aksi bersih-bersih ini tidak hanya dilakukan dalam kaitannya menyambut kedatangan Bulan Suci Ramadhan tahun ini, pun nanti setelah Lebaran dan seterusnya aksi seperti ini harus berlanjut.

Aksi bersih-bersih pertama ini, lanjut Dude semacam langkah awal mengajak masyarakat untuk turut aktif membersihkan masjid minimal di wilayahnya. “Ke depan diharapkan aksi ini bisa membudaya dan dilakukan sepanjang waktu,” harap aktor kelahiran Jakarta berdarah Minang dan Sunda ini.

Pantauan Siar Masjid, sebelum mengikuti jumpa pers Bersih-Bersih 1001 Masjid, kemudian ikut mengepel,  Dude menyempatkan waktu untuk menunaikan Shalat Tahiatul Masjid dan Shalat Dhuha di MASK yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 31 Maret 1971.

Pada kesempatan yang sama, Willy Saelan menjelaskan aksi Bersih-Bersih 1001 Masjid sudah berlangsung sejak 21 April hingga 23 Mei 2017 di 33 kota/kabupaten yang berada di 11 provinsi seluruh Indonesia.

 “Kami memfasilitasi masyarakat yang ingin memberikan kontribusi ikut membersihkan masjid di aksi bersih-bersih ini.  Masjid yang dibersihkan tidak hanya masjid utama, ternama, dan berukuran besar saja tapi juga sejumlah masjid kecil,” terangnya.

H. Imam Addaruqutni menyambut baik kegiatan ini. Tak lupa dia menghimbau masyarakat untuk ikut serta dalam aksi ini agar masjidnya menjadi lebih bersih dan nyaman.

“Kalau masjidnya lebih bersih, ibadah selama Ramadhan pun jadi lebih nyaman dan khusyuk,” ujarnya.
Pembukaan acara Bersih-Bersih 1001 Masjid terasa spesial karena dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla  (JK) yang juga sebagai Ketua Umum DMI.

Menurut JK membersih-kan masjid adalah kegiatan positif, apalagi menjaga dan mempraktikan kebersihan itu merupakan sebagian dari iman.
"Masjid tempat kita menjalankan keimanan kita, tempat kita shalat. Bersih saja wajib, apalagi membersihkan masjid itu, pasti lebih wajib lagi," ungkap JK.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Selasa, 02 Mei 2017

Masjid Istiqlal Jadi Tempat Deklarasi Komunitas Cinta Masjid Indonesia

Pesona Masjid Istiqlal kembali bergema. Pasalnya masjid kebanggaan warga Jakarta ini baru-baru ini menjadi tempat pendeklarasian Komunitas Cinta Masjid Indonesia (KCMI).

Sejumlah tokoh, artis, dan public figure umat Islam Indonesia turut hadir mendeklarasikan berdirinya KCMI di masjid terbesar se-Asia Tenggara itu.

Ada  Oki Setiana Dewi, Yenny Wahid,  Dude Herlino, Anies Baswedan, KH. Rusli Effendi, Said Ali Al Idrus, Abdul Rosyid Teguhdin, Abu Hurairah Abdussalam, Akbar Zainuddin, Budi Firmansyah,  Muhammad Reza, Bagus Herdian, Surya Dharma, Anang Trianto, dan Irsya Cendikia.

Aktris dan disainer hijab sari sekaligus ustadzah muda, Oki Setiana Dewi membacakan deklarasi KMCI.

Kata Oki dalam sambutannya komunitas ini bertujuan menghidupkan kembali gairah kegiatan bermanfaat di dalam masjid. “Seluruh remaja muslim di Indonesia dapat mengikuti KCMI,” jelasnya saat acara pendeklarasian KCMI di Masjid Istiqlal, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Sabtu (29/4).

Selanjutnya Oki membacakan  sembilan program unggulan yang digagas KCMI yaitu gerakan shalat berjamaah ke Masjid; gerakan bersih-bersih masjid atau gotong royong; gerakan keamanan, ketertiban dan keindahan Masjid.

Tak ketingalan gerakan majelis ilmu sebagai laboratorium SDM dan peradaban; gerakan pengembangan ekonomi berbasis masjid; dan gerakan pengembangan IT berbasis Masjid.

“Selain itu gerakan Masjid sebagai Solusi permasalahan umat, gerakan Masjid sebagai pusat dakwah dan informasi, dan terakhir gerakan Masjid sebagai objek wisata religi,” paparnya.

Ba’da deklarasi, ibu dua putri ini juga menceritakan seputar perjuangan muslim Spanyol yang kini sedang membangun Masjid di Sevila.

Menurutnya kaum muslim di Sevila tengah membutuhkan bantuan dari sesama muslim di seluruh dunia, khususnya Indonesia.

“Di Sevila baru cuma ada musola, itu pun sangat kecil di lantai dasar sebuah apartemen. Jadi hanya bisa buat solat tidak bisa untuk sharing pikiran. Intinya muslim Sevila membutuhkan masjid,” ungkapnya.

Karena itu, Oki yang belum lama berkunjung ke Sevila, mengajak umat muslim dunia untuk bisa mendukung terwujudnya pembangunan masjid di negeri Matador tersebut.

Deklarator KMCI lainnya, Yenny Wahid  menambahkan merawat masjid jangan hanya teori namun harua aksi.

“Misalnya memelihara kebersihan masjid, jadi nggak sebatas teori,” ujarnya seraya menjelaskan bawa masjid menjadi tempat mengumandangkan semua hal yang baik.

“Merangkul bukan memukul, mengajak bukan mengejek. Tidak ada lagi saling mengkafirkan dan memunafikkan," tegas Yenny.

Menurutnya masjid juga menjadi salah satu pusat untuk menebarkan kebaikan, baik yang bertujuan bagi hajat hidup orang banyak sampai untuk temapt ibadah sosial.

Karena itu masjid harus memberi kenyamanan bagi masyarakat dan semua orang. "Di sini (masjid-red) bukan cuma kaum muslim yang bisa datang, tapi banyak kaum non-muslim yang datang," ujar Yenny.

Deklarasi KCMI juga bertepatan  dengan pembukaan acara Youth Islamic Festival (Yifest) 2017 yang digagas Youth Islamic Study Club (YISC) Al Azhar dan Asosiasi Remaja Masjid Istiqlal (ARMI).

Acara Yifest 2017 yang berlangsung 2 hari, 29-30 April itu pun berlangsung di masjid megah dan bersejarah ini dengan menyuguhkan serangkaian acara Islami yang menarik seperti  tabligh akbar, sharing session, talk show, community booth, festival halal food and bazaar, nasyid, lomba islamic stand Up comedy dan marawis, donor darah, trial archery dan ASBD, serta sharing happiness.

Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap kegiatan yang dilakukan oleh 48 komunitas muslim di Jakarta ini dapat menjadi contoh buat kota lain.

Menurut Anies masjid bukan hanya tenar karena ukurannya, tapi juga kegiatannya. ”Saya harap Yifest ini bisa menjadi persemaian ide baru anak muda Indonesia,” pungkas Anies.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & @okisetianadewi

NB.: Siar Masjid mengucapkan selamat atas pendeklarasian KCMI dan siap bekerjasama dengan KCMI untuk segala kegiatan..., semoga barokah Amien Yaa Robbal Alamien.