berita masjid masjid raya masjid unik masjid bersejarah surau ceramah profil

Rabu, 19 April 2017

Sujud Syukur Tamasya Al Maidah, Bikin Gema Masjid Istiqlal Kembali Mendunia


Gaung Masjid Istiqlal Jakarta kembali mengangkasa. Kali ini yang membuatnya menggema karena ada hajatan sujud syukur atas kemenangan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno (Anies-Sandi) di hitung cepat sejumlah lembaga survei dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Rabu (19/4/2017).

Sujud syukur tersebut merupakan agenda kelima atau puncak dari kegiatan Tamasya Al Maidah.

Ketua Panitia Tamasya Al Maidah Ustadz Ansufri Sambo mengatakan syukur ini memang bagian dari Tamasya Al Maidah yang sudah diagendakan sebelumnya.

Pantauan SiarMasjid, acara ini dihadiri sejumlah ormas Islam, termasuk masa dari Front Pembela Islam (FBI) dengan imam besarnya, Habib Rizieq Shihab.

Mereka datang berkonvoi dengan sepeda motor,  sementara Habib Rizieq diantar dengan menggunakan mobil Fortuner warna hitam. Rizieq tiba di Masjid Istiqlal pukul 17.00 WIB.

Selain Rizieq, turut hadir di Masjid Istiqlal dua petinggi Gerindra, Prabowo Subianto dan Fadli Zon serta Ketum GNPF Mui Bachtiar Nasir. Tak ketinggalan Anies Baswedan.

Kehadiran Rizieq disambut ucapan takbir oleh para peserta Tamasya Al Maidah di pintu Al Fatah.

Sujud syukur berlangsung di ruang utama Masjid Istiqlal, ba’da Shalat Isya Berjamaah sekitar pukul 19.45 WIB. Sujud syukur ini dipimpin langsung Rizieq.

Sujud tanda ucap terimakasih ini berdasarkan ajaran islam ini dimulai dengan membaca takbir. Lalu jamaah melakukan sujud syukur dari posisi berdiri kemudian sujud. Setelah itu bangun ke posisi duduk, dan diakhiri dengan salam ke kanan dan ke kiri.

Setelah sujud syukur selesai dilakukan, Anies Baswedan melakukan pidato singkat.  

Selepas acara, Rizieq meminta peserta Tamasya Al-Maidah di Masjid Istiqlal pulang dengan tertib.

Dia menghimbau jemaah tidak terprovokasi di tengah perjalanan pulang ke tempat-masing-masing. “Jangan sampai kemenangan dinodai dengan perilaku tidak terpuji. Harus siap jaga kedamaian dan kesatuan. Ingat pesan gubernur terpilih,” imbaunya.

Buat peserta Tamasya Al Maidah dari daerah yang telah mendapat kendaraan, Rizieq meminta segera pulang ke daerah masing-masing dengan tertib.

Namun bagi peserta Tamasya Al Maidah di Jakarta diharapkan bergabung mendengarkan rencana tuntutan di sidang penista agama besok. “Kita minta tuntutan jaksa penuntut umum lima tahun penjara tanpa kurang satu hari pun," tegas Rizieq dengan lantang.

Secara keseluruhan gelaran Sujud Syukur Tamaysa Al Maidah atas kemenangan Anies-Sandi berjalan lancar, tertib, dan aman.

Lagi-lagi umat Islam membuktikan kepada masyarakat Indonesia bahkan dunia bahwa aksi yang mereka lalukan adalah aksi damai sebagaimana aksi-aksi yang telah mereka lakukan beberapa bulan belakangan ini.

Dari sisi wisata religi, halal maupun sejarah, tentu acara ini membawa berkah tersendiri. Satu di antaranya, Masjid Istiqlal kembali mendapat publikasi gratis luar biasa, baik dari media masa maupun media sosial. Nama masjid kebanggaan umat Muslim Jakarta dan Indonesia ini pun kembali mendunia.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: @adjitopis &@dpp_fpi   

Senin, 17 April 2017

Tanah Abang Ber-Istighotsah Sukses Digelar di Masjid Jami’ Al-Ma’mur

Acara religi Islami jelang Pilkada DKI Jakarta bertajuk “Tanah Abang Ber-Istighotsah untuk Jakarta yang Lebih Baik” berlangsung sukses di Masjid Jami’ Al-Ma’mur, Jalan K.H. Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (17/4/2017) malam.

Sebelum mengupas jalannya acara “Tanah Abang Ber-Istighotsah untuk Jakarta yang Lebih Baik”, SiarMasjid ingin menjelaskan sedikit apa itu Istighotsah.

Dalam website www.nu.or.id dijelaskan bahwa kata “istighotsah” استغاثة berasal dari “al-ghouts” الغوث yang berarti pertolongan. Dalam tata Bahasa Arab kalimat yang mengikuti pola (wazan) “istaf’ala” استفعل atau “istif’al” menunjukkan arti pemintaan atau pemohonan. Maka istighotsah berarti meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit.

Istighotsah terdapat di dalam nushushusy syari’ah atau teks-teks Al-Qur’an atau hadits Nabi Muhammad SAW.

Dalam surat Al-Anfal ayat 9 disebutkan: إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ “(Ingatlah wahai Muhammad), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu lalu Dia mengabulkan permohonanmu.” (QS Al-Anfal:9).

Ayat ini menjelaskan peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW memohon bantuan dari Allah SWT, saat itu beliau berada di tengah berkecamuknya perang badar dimana kekuatan musuh tiga kali lipat lebih besar dari pasukan Islam. Kemudian Allah mengabulkan permohonan Nabi dengan memberi bantuan pasukan tambahan berupa seribu pasukan malaikat.

Dalam surat Al-Ahqaf ayat 17 juga disebutkan; وَهُمَا يَسْتَغِيثَانِ اللَّهَ “Kedua orang tua memohon pertolongan kepada Allah.” (QS Al-Ahqaf:17)

Ketika kedua orangtua berupaya menyadarkan sang anak dengan cara memohon pertolongan dari Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dari kedua cuplikan ayat ini sekiranya dapat disimpulkan bahwa istighotsah adalah memohon pertolongan dari Allah SWT untuk terwujudnya sebuah “keajaiban” atau sesuatu yang paling tidak dianggap tidak mudah untuk diwujudkan.

Istighotsah sebenamya sama dengan berdoa akan tetapi bila disebutkan kata istighotsah konotasinya lebih dari sekedar berdoa, karena yang dimohon dalam istighotsah adalah bukan hal yang biasa biasa saja.

Oleh karena itu, istighotsah sering dilakukan secara kolektif dan biasanya dimulai dengan wirid-wirid tertentu, terutama istighfar, sehingga Allah SWT berkenan mengabulkan permohonan itu.

Istighotsah juga disebutkan dalam hadits Nabi,di antaranya إنَّ الشَّمْسَ ‏تَدْنُوْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَبْلُغَ الْعَرَقُ نِصْفَ الْأُذُنِ, فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُوْا بِآدَمَ ثُمَّ ‏بِمُوْسَى ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ

(Matahari akan mendekat ke kepala manusia di hari kiamat, sehingga keringat sebagian orang keluar hingga mencapai separuh telinganya, ketika mereka berada pada kondisi seperti itu mereka beristighotsah (meminta pertolongan) kepada Nabi Adam, kemudian kepada Nabi Musa kemudian kepada Nabi Muhammad). (H.R.al Bukhari).

Hadits ini juga merupakan dalil dibolehkannya meminta pertolongan kepada selain Allah dengan keyakinan bahwa seorang nabi atau wali adalah sebab. Terbukti ketika manusia di padang mahsyar terkena terik panasnya sinar Matahari mereka meminta tolong kepada para Nabi.

Kenapa mereka tidak berdoa kepada Allah saja dan tidak perlu mendatangi para nabi tersebut? Seandainya perbuatan ini adalah syirik niscaya mereka tidak melakukan hal itu dan jelas tidak ada dalam ajaran Islam suatu perbuatan yang dianggap syirik.

Istighotsah yang dilakukan masyarakat Tanah Abang dan sekitarnya di Masjid Jami’ Al-Ma’mur berisi zikir, wirid, dan doa bersama agar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta diberi kelancaran, keamanan, dan melahirkan pemimpin yang muslim, mukmin, adil, dan amanah.

Acaranya sendiri dimulai pukul 20.00 WIB, selepas Shalat Isya berjamaah. Ketua panitia Tanah Abang Ber-Istighotsah, Jaenal Arifin menjelaskan meskpun acara ini dirancang dalam waktu sehari-semalam namun antusias mayarakat tanah Abang dan sekitarnya sangat besar.

"Persiapan acara ini dadakan, cuma 24 jam, tapi Alhamdulillah dapat terlaksana dengan baik dan disambut hangat masyarakat,” ujar Jaenal saat memebri kata sambutan.

Menurut Jaenal, Masjid Jami’ Al-Makmur dipilih sebagi tempat acara karena kentan dengan muatan sejarahnya, khususnya di DKI ini. “Masjid ini punya nilai sejarah bagi Jakarta khususnya,” akunya.

Ketua Takmir Masjid Jami’ Al-Ma’mur Isya Amsyori menjelaskan masyarakat yang hadir di acara ini datang karena lillahi taala, berdoa bersama agar Allah memudahkan dan mengabulkan keinginan memiliki pemimpin muslim bagi Jakarta.

Hadir dalam acara Tanah Abang Ber-Istighotsah ini, antara lain sejumlah ustad, tokoh masyarakat Tanah Abang seperti H. Abraham Lunggana alias Lulung dan anggota DPR RI Komisi X Drs. H. Abdul Fikri Faqih, MM.

Tokoh masyarakat Tanah Abang, Anwar mewakili Lulung mengatakan acara ini untuk menenangkan hati masyarakat yang gelisah jelang Pilkada DKI Jakarta ini agar tak terpengaruh dengan aksi pihak tertentu yang melakukan berbagai cara untuk menarik simpati masyarakat.

Di acara ini, sambung Anwar semua jamaah baik muslim maupun muslimah ber-munajab, berdoa bersama kepada Allah SWT karena DIA-lah yang Maha Kuasa, yang mampu membolak-balikkan hati manusia.

“Allah-lah yang menentukan kepada siapa kuasa itu DIA berikan dan DIA cabut sesuai yang dikehendaki-Nya. Kita tidak usah gelisah, kita punya Allah SWT. Saya yakin doa kita akan dikabulkan Allah,” ungkap Anwar lagi.

Hal senada juga diucapkan Faqih. Anggota DPR RI Komisi X ini yakin doa masyarakat dalam Istighotsah bersama ini akan diterima Allah SWT sehingga setelah pencoblosan nanti, Jakarta mendapatkan pemimpin yang muslim dan mukmin.

“Saya asli orang Tegal, dan saya sudah menghimbau para pemilik warteg di Jakarta yang punya KTP sini agar memilih pemimpin Muslim dalam Pilkada DKI Jakarta 2017,” ungkap Faqih seraya dibalas takbir Allahu Akbar oleh jamaah yang hadir.

Setelah sejumlah sambutan, acara “Tanah Abang Ber- Istighotsah untuk Jakarta yang Lebih Baik”, dilanjutkan dengan pembacaaan ayat-ayat suci Al-Qur’an kemudian doa bersama sampai jelang tengah malam.

Masjid Bersejarah
Masjid Jami’ Al-Ma’mur berada di Jalan KH Mas Mansyur No. 6 Jakarta Pusat, tepatnya sekitar 100 meter dari Blok A Tanah Abang.

Masjid yang dibangun tahun 1704 ini setiap hari terutama zuhur, asyar, dan maghrib ramai dikunjungi para pedagang Pasar Tanah Abang dan pengunjung serta warga sekitar untuk menunaikan Shalat Wajib 5 Waktu.

Bagian depan Masjid Jami Al Ma’mur didominasi kaligrafi tapi interiornya justru polos. Yang menarik ada banyak lampu neon yang digantung di plafon warna putih dan deretan tiang kayu berwarna hijau muda senada dengan warna dinding-dindingnya.

Di mihrab-nya adat tempat khutbah dengan tiga tangga, disamping mihrab bagian kanan ada pintu keluar masuk imam dan khatib.

Kendati masjid ini dikepung para pedagang di luar pagarnya, namun ketika berada di dalamnya cukup nyaman. Ruangannya begitu lapang. Karpetnya berwarna merah terhampar di seluruh lantai ruangan dalam.

Saat ini, Masjid ini tengah merenovasi tempat mengambil whudlu pria di bagian kanan bangunan utama masjid.

Acara Tanah Abang Ber-Istighotsah pun memberi berkah lebih tersendiri bagi para pedagang makanan dan minuman yang biasa mangkal di depan gerbang masjid ini sejak sore, seperti pedagang Nasi Goreng, Soto Mie Bogor, Sate Padang, Sate Ayam Madura, Siomay, Es Cincau, pedagang aneka softdrink, kopi, dan lainnya.

Pasalnya para jama’ah yang datang ke acara ini ikut berwisata kuliner sebelum dan setelah acara berlangsung, termasuk para pelintas jalan.

“Alhamdulillah, dagangan malam ini lebih laris,” kata Uda, pedagang Sate Padang yang langsung diamini salah seorang pedagang minuman ringan di depan masjid bersejarah itu.

Sebelum acara Istighotsah dimulai, Amsyori kembali menambahkan bahwa pada lusa atau hari Rabu tanggal 19 April 2017 akan berlangsung acara Shalat Tahajud Berjamaah pada pukul 3 dini hari di Masjid Jami’ Al-Ma’mur, Tanah Abang ini.

“Usai Qiyamullail atau Shalat Tahajud dilanjutkan dengan ceramah Ustad Habieb Rizieq dan ustad lainnya lalu Shalat Subuh Berjamaah,” pungkas Amsyori.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Minggu, 16 April 2017

Masjid Mandalika Lombok, Modern Tapi Bermuatan Lokal

Masjid besar di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) dipastikan bartambah lagi dengan kehadiran Masjid Mandalika Lombok. Masjid yang berada di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah (Loteng) itu tengah dalam proses pembangunan.

Luas masjid yang dibangun oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pengelola KEK Mandalika ini sekitar 5 hektar. Desain masjidnya dibuat oleh Konsultan PT Bita Aegis yang kemudian dihibahkan ke ITDC.

Kabarnya arsitektur masjid yang berada di wialayah Destinasi Prioritas Pariwisata atau ‘Bali Baru’ ini mengadopsi nilai-nilai kearifan lokal dari Mesjid Bayan di Lombok Utara, masjid kuno di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Loteng, dan bangunan adat di Sembalun, Lombok Timur.  Juga ditambah dengan ornamen Islami dan kaligrafi serta desain modern.

Bangunan masjidnya berkonsep ramah lingkungan dengan mengusung Eco Friendly, antara lain memanfaatkan penerangan cahaya matahari dan angin sebagai pendingin alami.

Selain fasilitas standar seperti tempat wudhu dan toilet yang layak, masjid ini juga akan dilengkapi dengan menara tunggal setinggi 33 meter, pusat edukasi, bangunan serbaguna, pasar seni, areal festival, dan parkir.

Kabar lainnya masjid ini akan diberi pencahayaan (lighting) buatan yang spektakuler sebagaimana Masjid Islamic Center di Kota Mataram.

Pemberian lighting tersebut bertujuan untuk menonjolkan keunikan dan kemegahan masjid itu, terutama pada malam hari.

Diharapkan dengan pencahayaan masjid yang spektakuler ini, akan menjadi atraksi tersendiri.

Wisatawan diperkirakan akan tertarik menikmati lampu-lampu yang fantastik di masjid ini sebagaimana Masjid Nabawi, Madinah yang tampil jadi lebih artistik berkat penambahan lampu sorot.

Groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Masjid Mandalika Lombok ini sudah dilakukan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, pada tahun lalu, tepatnya Sabtu (10/9). Bukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagaimana diharapkan pihak ITDC.

Peletakan batu pertama masjid itupun menjadi cikal bakal dimulainya pelaksanaan pembangunan investasi di KEK pariwisata seluas 1.171 hektar tersebut.

Masjid Mandalika Lombok yang anggaran pembangunannya murni dari ITDC sebesar Rp 25 miliar untuk tahap awal ini akan menampung 1.500 jama’ah di dalam bangunan dan 500 orang di teras bangunan.

Masjid di area muka KEK Mandalika ini akan berpredikat sebagai masjid terbesar kedua setelah Masjid Islamic Centre NTB di Kota Mataram yang juga diberi lighting hasil sumbangan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) saat pelaksanaan MTQ Nasional ke-26 tahun lalu.

Kehadiran Masjid Mandalika Lombok yang ditargetkan selesai tahun 2019 mendatang dan disebut-sebut akan menjadi ikon pariwisata halal khususnya Loteng ini, jelas makin mempertebal gelar Lombok sebagai “Negeri Sejuta Masjid” yakni pulau yang memiliki banyak masjid yang bagus, besar, bersih, dan terawat di sepanjang jalan di Pulau Lombok yang sekaligus menjadi daya tarik pariwisatanya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & dok. itdc

Captions:
1. Landspace Masjid Mandalika Lombok
2. Interior masjid Mandalika Lombok.
3. Plang dan tembok pembangunan Masjid Mandalika Lombok

Replika Masjid Muhammad Cheng Ho Batam Mirip Aslinya

Arsitektur dan warnanya mirip Klenteng ketimbang masjid, namanya Masjid Muhammad Cheng Ho. Bentuknya mirip seperti aslinya yang ada di Surabaya.

Masjid berarsitektur khas Tiongkok ini terletak di wisata Golden Prawn, Bengkong Laut, Kecamatan Bengkong, Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Sementara aslinya yakni Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya yang terletak di areal komplek gedung serba guna PITI (Pembina Imam Tauhid Islam) Jawa Timur Jalan Gading No.2 (Belakang Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa), Surabaya, Jawa Timur.

Sama seperti aslinya bangunan masjidnya menyerupai kelenteng (rumah ibadah umat Tri Dharma). Warna bangunan masjidnya didominasi merah, hijau, dan kuning.

Pintu masuknya menyerupai bentuk pagoda, terdapat juga relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz Allah dalam huruf Arab di puncak pagoda. Di sisi kiri bangunan terdapat sebuah beduk sebagai pelengkap bangunan masjid.

Mesjid ini berdiri di tengah-tengah kawasan wisata Golden Prawn, di atas lahan seluas 700 meter persegi. Luas bangunannya mencapai 10 x 20 meter persegi dan tingginya 11,5 meter.

Di bagian dalam masjid ini juga terdapat banyak tulisan kaligrafi Islam dan juga ada mimbar. Ruangan dalamnya bisa menampung 180 jamaah untuk shalat berjamaah.

Masjid Muhammad Cheng Ho Batam yang diresmikan pada Februari 2015 oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya ini juga ramai dikunjungi wisatwan lokal, nusantara bahkan mancanegara terutama dari Singapura, Malaysia pada saat liburan dan akhir pekan.

Tak jauh dari masjid ini ada Kapal Golden Cheng Ho II, masih kawasan Golden Prawn, Bengkong Laut.

Replika Masjid Muhamad Cheng Ho dan Kapal Cheng Ho di Batam membuktikan bahwa Batam menjadi satu dari 9 titik Jalur Samudera yang dilewati Laksamana Cheng Ho, Panglima asal Negeri Tiongkok yang membawa rombongan sebanyak 137 ribu anak buah kapal dengan menggunakan 317 kapal. Laksamana Cheng Ho berlayar mengarungi samudra luas dengan rombongannya untuk menyebarkan agama islam.

Tak sulit menjangkau masjid ini. Dari Bandara Hang Nadim Batam, cuma buth waktu sekitar 30 menit dengan taksi ataupun mobil travel.

Selain di Batam dan Surabaya, di Palembang juga telah ada masjid serupa dengan nama Masjid Cheng Ho Palembang atau Masjid Al Islam Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya Palembang.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis) Foto: adji & simas.kemenag.go.id

Captions:
1. Masjid Muhammad Cheng Ho Batam, Kepri
2. Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya, Jatim