Bangunan khas Tiongkok ini bukanlah klenteng atau vihara. Bangunan yang didominasi warna merah ini adalah Masjid Jami Tan Kok Liong, bagian dari kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu At-Taibin yang didirikan Anton Medan, mantan napi yang kemudian sukses menjadi da’i dan pengusaha.
Siapapun yang pertama melihat bangunan yang berada di Jalan Raya Kampung Sawah RT02/RW08, Kampung Bulak Rata, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor ini mengira klenteng. Bagaimana tidak? Bangunan berlantai tiga ini memang lebih menyerupai kelenteng ketimbang masjid.
Lantai dasarnya digunakan untuk kantor, lantai satu dan dua untuk shalat. Kubah masjidnya berukuran kecil berada di atap depan lantai dasar. Berbeda dengan masjid pada umumnya yang berkubah besar dan berada di puncak atap utama.
Cat dindingnya berwarna merah muda, sedangkan pilarnya didominasi merah marun, ada juga dua pilar yang berwarna emas. Sementara atapnya berwarna hijau. Ornamen naga khas arsitektur Tiongkok, menghiasi semua sudut atapnya yang berjenjang tiga.
Papan nama yang bertuliskan “Masjid Jami Tan Kok Liong” bergaya tulisan Tiongkok sedangkan lafaz Allah ada di pucuk atapnya. Secara keseluruhan, arsitektur masjid ini menyiratkan siapa pendirinya yang berupaya melestarikan budaya asal tanah leluhurnya.
Untuk membangun masjid berbiaya sekitar Rp 2 milyar ini, Anton berburu VCD bentuk-bentuk istana di Cina ke Pluit. Dari berbagai bentuk itu akhirnya terseleksi tiga buah istana: Istana Dinasti Ching, Ming, dan Hang. Pilihannnya jatuh pada istana Dinasti Ching. “Soalnya mirip dengan arsitektur masjid di Indonesia ,” jelas Anton.
Tips Perjalanan
Tak sulit menjangkau masjid ini. Anda bisa naik bus atau kendaraan priadi. Kalau naik bus ambil jurusan ke Terminal Cibinong, dilanjutkan naik angkot jurusan Pondok Rajeg, turun di Bulak Rata. Lalu dilanjutkan dengan naik ojek sepeda motor ke Kampung Sawah.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (siarmasjid@gmail.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar