berita masjid masjid raya masjid unik masjid bersejarah surau ceramah profil

Rabu, 08 Juni 2016

Tarawih Dini Hari Khas Masjid Gedhe Kauman Bikin Penasaran


Shalat Tarawih umumnya dilakukan sekali, ba’da (selepas) Shalat Isya di sejumlah masjid di Tanah Air. Tapi khusus di Masjid Gedhe Kauman, di Kota Jogja, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Tarawihnya dua kali yakni selain  Shalat Tarawih ba’da (selepas) Isya seperti pada umumnya, juga ada Tarawih Dini Hari sekitar pukul 2 pagi.

Tarawih Dini Hari merupakan salah satu tradisi khas di Masjid Gedhe Kauman yang terletak di sebelah Barat Kompleks Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta. Dan hal itu sudah dilakukan sejak lama.

Menurut salah salah seorang Takmir (pengurus masjid), di Masjid Gedhe Kauman yang dibangun tahun 1773 ini, Shalat Tarawih dini hari diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada para jamaah Masjid Gedhe Kauman yang karena ada sesuatu hal atau tidak bisa mengikuti  Shalat Tarawih yang pertama.  Namun untuk Shalat Tarawih dini hari tidak ada penceramahnya.

Takmir sengaja melakukan dua kali Shalat Tarawih di Masjid Gedhe Kauman juga karena ada alasan lain, yakni agar setiap warga yang berada di dekat masjid tetap bisa menunaikan Shalat Tarawih di sana meskipun berbeda dalam hal pemahaman jumlah rakaat.

Mungkin karena beda, beberapa warga luar Jogja ataupun wisatawan ada juga yang tertarik menjajal Shalat Terawih Dini Hari ini di masjid ini, karena penasaran ingin merasakan atmosfir lain ber-Tarawih jelang Sahur itu.

Istilah Tarawih berasal dari kata: [رَاحَ  – يَـرُوح], yang artinya istirahat. Orang mengartikannya dengan santai. Sehingga Shalat Tarawih adalah shalat yang santai. Santai dalam arti shalatnya tidak ngebut. Bacaan, rukuk, i’tidalnya, dan sujudnya panjang, dan seterusnya,  itulah Tarawih yang santai.

Shalat Tarawih hanya ada di Bulan Suci Ramadhan. Rentang waktu pelaksanaannya cukup panjang, mulai seusai Isya hingga sebelum Subuh. Bisa berjamaah maupun sendiri-sendiri.

Di Indonesia, masyarakat Muslimnya kebanyakan mengerjakaan Shalat Tarawih dengan jumlah 21 rakaat termasuk Shalat Witir secara berjamaah di masjid dan mushola. Ada juga yang melakukan 11 rakaat plus Witir.

Shalat Tarawih11 rakaat bisa kita selesaikan dalam waktu 30 menit secara normal. Tapi karena dikerjakan secara santai, bisa lebih lama, sekitar 40 menit atau 50 menit. Terlebih ketika Tarawih 21 rakaat, tentu waktu yang dibutuhkan  lebih lama, bisa 2 kali lipatnya sekitar satu setengah jam.

Shalat Tarawih dianjurkan berjamaah di masjid. Mengapa? Karena pahalanya lebih besar, sesuai hadis yang berbunyi: “Barangsiapa yang Shalat Tarawih berjamaah bersama imam hingga selesai, maka dia mendapat pahala Shalat Tahajud semalam suntuk.” (HR. Nasai 1605, Ibn Majah 1327 dan dishahihkan Al-Albani).

Selain Tarawih Dini Hari, ada 2 tradisi unik lain di   Masjid Gedhe Kauman yang berada di  sebelah Barat kompleks Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta, Kota Jogja ini setiap Ramadhan, yakni Ta’jilan Gule Kambing dan Oblok-Oblok 1 Syawal.

Tradisi unik Ta’jilan Gule Kambing di masjid ini, hanya digelar setiap hari Kamis. Tradisi ini bermula dari banyaknya masyarakat yang ingin berbagi menu daging kambing saat merayakan aqiqah putra-putrinya. Pengurus masjid sepakat mengalokasikannya dalam bentuk Gule Kambing pada hari Kamis kepada jamaah sebagai Ta’jil berbuka puasa.

Oblok-oblok 1 Syawal pun merupakan tradisi khas lain dari masjid ini. Pada tanggal 1 Syawal, selepas Shalat Subuh semua jamaah di Masjid Gedhe Kauman melakukan sarapan bersama.

Menunya adalah oblok-oblok, yaitu sajian roti dengan kuah santan manis yang dicampur gula jawa dalam piring. Sarapan bersama dengan  menu khas ini sebagai tanda  perayaan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan.

Kedua tradisi itupun diminati warga luar Jogja dan wisatawan termasuk mushafir, lantaran unik.

Menurut salah seorang pengurus masjid, semua acara tersebut, tak lain tak bukan untuk lebih mendekatkan jamaah dengan Masjid Gedhe Kauman selama Ramadhan.

Pendekatan yang dimaksud adalah mengisi hari-hari selama Ramadhan dengan kegiatan ibadah selian yang Wajib juga Sunat yang lebih daripada hari-hari di luar Ramadhan, khususnya di Masjid Besar Yogyakarta ini.

Khusus Obok-obok 1 Syawal, dimaksudkan selain merayakan kemenangan pun ada  muatan silaturahmim yang terkandung di dalamnya.

Anda tertarik mencoba Shalat Tarawih Dini Hari khas Masjid Gedhe Kauman dan atau menikmati Ta’jilan Gule Kambingnya? Datang saja pas Ramadhan, soalnya di luar Ramadhan, tidak akan Anda temukan kedua tradisi unik ini.

Kalau mau melihat sekaligus ikutan sarapan bersama dengan Obok-obok, ya datang ke masjid ini sekalian Shalat Subuh berjamaah pas 1 Syawal. Jangan sampai telat ya…

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Inilah Agenda Khusus Ramadhan Ala Masjid Gedhe Kauman

Seperti masjid raya lain di berbagai provinsi di Tanah Air, Masjid Gedhe Kauman yang merupakan masjid rayanya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), juga memiliki serangkaian acara guna 'menghidupkan' Ramadhan 1437 H.

Sekurangnya ada tiga agenda khusus di masjid tua ini setiap Bulan Suci yang beda dengan masjid lain, yakni Tarawih Dini Hari, Ta’jilan Gule Kambing, dan Oblok-Oblok 1 Syawal sebagai puncak acaranya.

Serangkaian acara termasuk jadual dan nama penceramah selama Ramadhan 2016 di masjid yang terletak di Kota Gudeg, Jogja ini tertera di baliho besar berwarna putih dengan tulisan dan garis tepi (list) berwarna pink.

Baliho tersebut sudah terpampang nyata di depan masjid, saat Siarmasjid menyambangi masjid ini untuk Shalat Jumat, (3/6) disela-sela meliput Festival Jajajan Pasar Nusantara (FJPN) 2016 yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Taman Kuliner Condongcatur, Sleman, Yogyakarta.

Letak baliho itu persis di belakang pagar tembok masjid berwarna putih, tepatnya di atas kerangka tiang besi, menghadap ke arah halaman atau alun alun Kraton.

Jama’ah yang masuk dari pintu gerbang lalu ke halaman depan masjid yang terletak di sebelah Barat Kompleks Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta ini, pasti dengan mudah bisa melihat baliho tersebut.

Di lembaran baliho berbahan terpal plastik itu tercantum 90 nama penceramah yang terbagi untuk tiga acara yakni penceramah Subuh, Ta’jil, dan penceramah Tarawih.

Nama penceramah yang tertera di baliho tersebut antara lain Dr H. Khoirudin Bashori sebagai penceramah Subuh, Drs H. Ahmad Muhsin Kamaludiningrat (Ta’jil), dan Drs. H. Munawar Khalil sebagai penceramah Tarawih pada Senin (6/6) atau hari pertama puasa Ramadhan tahun ini.

Pada hari ketigapuluh puasa, Selasa (5/7), yang bertugas menjadi penceramah adalah Ir H. Azman Latif (Subuh) dan Drs. Saifuddin Hadi (Ta’jil) jelang buka puasa terakhir.

Selain jadual dan nama-nama penceramah, juga tercantum Agenda Khusus Ramadhan 2016 di Masjid Raya Kesultanan Yogyakarta yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792) pada tahun 1773 ini.

Agenda khususnya ada Kajian Kitab, Tarawih Dini Hari, Ta’jilan Gule Kambing setiap hari Kamis, Tarawih Satu Juz setiap malam Jumat dan Malam Ahad, dan Nuzulul Qur’an pada Selasa (21/6).

selian itu juga ada Tadarus Alquran setiap Jumat malam Ba’da Tarawih, I’tikaf mulai tanggal 25/6 – 4/7, Donor Darah pada Sabtu (11/6), Khataman Qur’an pada Senin (4/7), dan sebagai puncak acaranya ada Oblok-Oblok 1 Syawal, Rabu (6/7).

Selamat berpuasa Ramadhan dan 'memakmurkan' masjid.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)