Masjid Indrapuri berada di Desa Pekuan Indrapuri, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar. Masjid ini berdiri diatas benteng yang diperkirakan bekas peninggalan agama Hindu.
Menurut Kepala Seksi Pelestarian dan Pemanfaatan BP3 Aceh, Dahlia, masjid berkonstruksi kayu ini didirikan di atas reruntuhan bangunan benteng yang diperkirakan bekas peninggalan Hindu yang pernah dimanfaatkan sebagai benteng pertahanan di masa pendudukan Portugis dan Belanda. “Setelah Islam masuk dan berkembang pesat di Aceh, benteng yang semua tempat peribadatan Hindu, dindingnya dihancurkan dan digantikan dengan masjid. Begitu juga dengan ornamen asli penghias bangunan dalam, ditutup plester mengingat ajaran Islam melarang adanya penggambaran makhluk bernyawa,” jelas Dahlia.
Masjid yang dibangun tahun 1270 Hijriah atau akhir tahun 1853 ini miskin arsitektur. Bentuk atapnya limas tumpang tiga seperti masjid-masjid tradisional di Jawa. Kekuatan masjid ini justru berada di atas benteng yang kokoh. Sayangnya kondisi masjid ini kurang terawat. Kolam persegi empat yang berada di depan bangunan utama masjid, kering dan terisi bermacam sampah.
Menurut Bupati Aceh Besar, H. Bukhari Daud, bentuk bangunan Masjid Indrapuri merupakan asli dari masjid-masjid tradisional yang di Indonesia. Bahkan Masjid Demak di Jawa mengambil contoh arsitektur masjid ini. “Sayangnya banyak masyarakat Aceh yang belum tahu bahwa inilah bentuk asli tradisional masjid kita yang seharusnya dipertahankan. Mereka justru lebih tertarik dengan arsitektur masjid gaya Turki yang akhirnya mendominasi arsitektur masjid di Aceh sekarang ini,” jelasnya.
Tips Perjalanan
Tak sulit menjangkau Masjid Indrapuri. Dari Banda Aceh, Anda bisa menyewa mobil travel menuju masjid yang atapnya berseng hijau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar