berita masjid masjid raya masjid unik masjid bersejarah surau ceramah profil

Rabu, 10 November 2010

25 Menit Masjid Istiqlal Jadi Sorotan Dunia


Nama Masjid Istiqlal Jakarta mendunia lantaran kedatangan tamu tak biasa. Ya, Rabu pagi (10/11/2010), Presiden AS, Barrack Hussein Obama dan istrinya Michelle datang ke masjid terbesar di Asia Tenggara ini bertepatan dengan Hari Pahlawan. Kehadiran orang nomor satu di negara adi daya itu jelas menjadi perhatian dunia dan turut melambungkan nama masjid megah ini. Lalu makna apa saja yang didapat dari kunjungan sang presiden yang semasa kecilnya di Menteng suka makan bakso, sate, dan nasi goreng ini?

Obama dan Michelle tiba di Masjid Istiqlal, Jakarta pukul 08.25 WIB. Keduanya disambut Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA. Sewaktu masuk, dia (Obama) langsung mengucapkan Assalamualaikum. Kemudian  Ali menjawabnya Waalaikum salam dan selamat datang di Tanah Air Anda yang kedua.

Ketika hendak memasuki bagian dalam masjid, Obama melepas sepatunya, begitupun ibu negara AS Michelle yang sejak semula sudah mengenakan kerudung. Kedua orangtua dari Sasha dan Malia ini kemudian berjalan memasuki beberapa bagian dalam masjid. Setiap sudut atau bagian tertentu, keduanya mendapat penjelasan dari Ali secara detil. Mereka seolah sedang melakukan tur religi, sedang Ali sebagai pemandu wisatanya.

Kepada keduanya, Ali menjelaskan bahwa Masjid Istiqlal merupakan sebuah simbol kemerdekaan Islam di Indonesia yang melarang umat manusia untuk menindas satu sama lainnya.

Ketika memasuki bagian dalam, Obama terpesona dengan  Kubah Masjid. “Dia menyukainya seraya menunjuk kubah perak berdiameter 45 meter dan bertuliskan kaligrafi ayat Kursi itu,” terang Ali.

Dia sempat bertanya arti tulisan kaligrafi "Laa ilaaha illallah" yang ada di dalam masjid. Dan saya menjawabnya itu artinya 'tiada tuhan selain Allah," jelasnya lagi.


 Dari bagian dalam, bawah kubah besar yang dikelilingi 12 tiang masjid, ali mengantar keduanya menuju pelataran Selatan lantai utama untuk melihat bedug dan menara Istiqlal.

Ali menerangkan kepada keduanya  bahwa bedug itu  alat pukul  tradisional Indonesia yang sudah dipakai sebelum Islam masuk ke negeri ini. Setelah Islam masuk, bedug  digunakan untuk mengajak orang menunaikan ibadah sholat dengan cara dipukul dengan tongkat pemekul dari kayu.

Saat menunjukkan menara Istiqlal, Ali pun menjelaskan kalau menara setinggi 66,66 meter itu perlambang jumlah ayat suci dalam Alquran. “Sedang  besi menara setinggi 30 meter personifikasi dari jumlah juz dalam Alquran,” terangnya.

Tentu tur keliling singkat Obama dan Michelle di Masjid Istiqlal berbeda dengan orang biasa, bahkan dengan presudin Austria sekalipun yang datang kemudian. Keduanya  dalam awasan super ketat "Secret Service" yang mengikuti mereka dari belakang. Para tamu dan wartawan hanya diijinkan cukup sampai lantai dasar masjid.

Makna Kunjungan
Kunjungan Obama dan Michelle ke Masjid Istiqlal jelas memberi banyak makna tersendiri bagi Indonesia. Ketersediaan keduanya melepas sepatu, dan Michelle mengenakan jas lengan panjang hujau muda dan celana panjang pipa warna senada serta menutup kepalanya dengan kerudung bermotif dengan dasar warna putih, itupun membuktikan mereka menghormati peraturan yang berlaku bagi setiap tamu yang datang ke tempat ibadah umat Islam.

Tapi anehnya, ada pihak menilai makna kedatangan keduanya justru hanya untuk mengambil hati umat islam Indoneisa termasuk dunia.  Benarkah? Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, tudingan itu muncul bukan tanpa sebab. Obama, sambung Din, setahun lalu saat berpidato di Mesir berjanji akan memperbaiki hubungan baik antara AS dengan dunia Islam namun kenyataannya belum diwujudkan.

Di balik benar atau tidaknya tudingan itu, yang pasti, kunjungan Obama dan Michelle ke Masjid Istiqlal meski tak sampai setengah jam, pun menjadi simbol hubungan manis antarpenganutagama dan secara tidak langsung membawa pesan positif buat umat Islam.

Bukankah dalam kesempatan itu, Obama juga berjanji akan membantu sebuah perkumpulan muslim di Amerika, Indonesian Muslim Association in America (IMAAM). Akankah ditepati? Walahu'alam bi shahab, hanya Allah yang Maha Tahu.

Kini, selepas kepulangan Obama, Michelle, dan pasukan keamanannya yang serasa paling hebat di dunia, aktivitas Masjid Istiqlal kembali berjalan seperti semula. Masjid ini terus memberi banyak manfaat buat bangsa Indonesia, dan terasa semakin memesona.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Kamis, 04 November 2010

Si Hijau Muda Simbol Pembauran Damai di Pulau Rote


Kalau Anda berwisata ke Pulau Rote, jangan hanya menyaksikan sunset dari atas Bukit Termanu, berjemur di hamparam pasir putih di Nembrala yang berjuluk Kuta-nya Pulau Rote, atau berselancar di Bo’a saja. Tak ada salahnya Anda mampir ke Desa Papela untuk melihat dari dekat  komunitas Islam pembauran antaretnis, sekaligus  sholat fardhu di masjid yang hampir keseluruhannya bercat hijau muda terang, yakni Masjid Jami Papela. 

Masjid ini didirikan oleh komunitas yang tinggal di pesisir pantai ini yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, antara lain Jawa, Madura, Bugis, dan Bajo dari Kendari, Sulawesi Tenggara yang cukup mendominasi dan tentu saja warga asli. Populasi penduduk di Papela saat ini sekitar 1.000 jiwa.

Orang bugis berada di tempat ini sejak tahun 1980an. Haji Haseno diklaim sebagai orang Bugis pertama yang tiba di Papela. Selanjutnya komunitas Bugis berbaur dengan masyarakat setempat hingga terjadi perkawinanan antaretnis. Sementara orang Bajo di Papela  tetap mempertahankan kebiasaan mereka  membangun tempat tinggal di pinggiran pantai.

Selain Masjid Jami, di Papela juga terdapat Masjid Ghoir dan sebuah TK Islam yang baru dirintis. Dulu pernah dibangun sebuah madrasah namun terbengkelai. Di belakang Masjid Jami berdiri Mercusuar yang kerap dijadikan sebagai pemandu nelayan yang melaut pada malam hari, termasuk para pelaut yang melintasi perairan Papela. 

Tips Perjalaan

Masjid Jami Papela berada di Papela yang berjarak 50 Km arah Timur Ba'A, ibu kota Kabupaten Rote Ndao, Pulau Rote. Dari Kupang ke Rote di Kecamatan Pantai Baru dengan angkutan laut dan feri, setiap hari .Naik feri 'Express Bahari' Rp 105.000 AC waktunya 2-3 jam. Rute lain ditempuh dengan perahu motor, dari Pelabuhan rakyat (Pelra), seperti di Papela-Kecamatan Rote Timur, Oelaba-Kecamatan Rote Barat Laut, Batutua-Kecamatan  Rote Barat Daya, dan Ndao-Kecamatan Pulau Ndao. Kemudian dilanjutkan dengan kendaraan roda empat ke Papela. Sewa mobil Rp 600.000, jarak Kota Ba'a ke Papela sekitar 4-5 Km. Biasanya mobil angkot yang disewa. 

Luas Pulau Rote hanya 1.214,3 Kilometer persegi dengan populasi sekitar 102.000 jiwa. Ada 6 kecamatan, di dalamya yakni Kecamatan Rote Barat Daya (17 desa), Rote Barat Laut (15 desa dan 1 kelurahan), Lobalain (11 desa dan 3 kelurahan), Rote Tengah (11 desa dan 1 kelurahan), Pantai Baru (10 desa dan 1 kelurahan), dan Kecamatan Rote Timur (9 desa dan 1 kelurahan). Selain Masjid Jami Papela, masih ada beberapa masjid lain di sejumlah kecamatannya.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Sumber & Foto:  Tuti Widiastuti