Masjid Baiturrahman di Banda Aceh tetap menjadi ikon pariwisata Banda Aceh bahkan Prov. NAD meski bermunculan obyek wisata baru pascatsunami. Hingga ada anggapan, kalau belum ke masjid yang dibangun tahun 1292 atau abad ke 13 ini saat ke Aceh, belumlah sempurna.
Bangunan fisik masjid raya ini kini semakin baik pasca diterjang tsunami. Pengunjungnya pun tetap ramai, baik jamaah yang ingin shalat maupun wisatawan lokal yang berwisata atau melakukan pengambilan foto prewedding. Wisatawan dari luar Aceh dan beberapa pasang turis asing juga terlihat. Umumnya wisatawan yang datang ingin menikmati arsitektur Eropa, Turki dengan sentuhan Islam dan tradisional masjid ini, dan tak lupa foto diri berlatar belakang masjid indah ini.
Menurut Ketua Masyarakat Sejarahwan Indonesia (MSI) Aceh, Prof. Misri A. Muchsin, meski penampilan fisik Masjid Baiturrahman pascatusnami sudah kembali bagus, namun untuk kembali menjaring wisatawan, masjid ini perlu melakukan peningkatkan pelayanan. “Pengurus ataupun penjaga masjid harus bersikap lebih ramah agar pengunjung merasa betah dan nyaman. Di samping itu pemandu wisata yang mahir berbahasa Inggris dan asing lainnya harus diperbanyak,” jelasnya.
Kendati bermunculan obyek wisata baru pascatsunami, bagi masyarakat Aceh keberadaan Masjid Raya Baiturrahman tetaplah penting. Bukan semata sebagai simbol kebanggaan semata melainkan pula menjadi sandaran hidup bagi sebagian kecil warganya. Salah satunya buat Zulkisar, salah serorang khadam (petugas kebersihan) di Masjid Baiturrahman yang berjumlah 22 orang.
Menurut Zulkisar yang sudah bekerja sebagai khadam sejak tahun 1969, penghasilannya sebagai khadam membantu menopang hidup keluarga barunya. “Saya bekerja setengah hari dari pukul 8 pagi sampai 12 siang atau mulai pukul 1 siang hingga 4 sore, sebelum atau setelah itu melaut di Pantai Ulee Lheue,” kata Zulkisar sambil membersihkan ornamen tembaga di salah satu pilar dalam masjid dengan cairan kimia racikan sendiri.
Kelam malam berangsur menyelimuti langit di atas Masjid Raya Baiturrahman. Namun pesona keindahan masjid raya ini tak lantas memudar. Lampu-lampu masjid dan bayangan bangunan yang terpantul di air kolam di depan masjid, justru menghadirkan pesona tersendiri. Tak berlebihan di kala malam merayap, masih banyak pengunjung yang datang untuk menikmati dan mengabadikan keindahannya.
Tips Perjalanan
Dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng naik pesawat ke Bandara Sultan Iskandar Mudah, Banda Aceh. Dilanjutkan naik taksi ke Masjid Baiturrahman. Anda bisa mengunjungi semua obyek baru pascatsuami di Banda Aceh dalam satu atau dua hari saja. Sebab, lokasinya mudah dijangkau dan berdekatan. Anda bisa menyewa mobil travel, taksi, labi-labi (angkot) atau kalau ingin irit ongkos pilih saja becak motor yang sudah lama menjadi kendaraan spesial warga Banda Aceh.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (siarmasjid@gmail.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar