berita masjid masjid raya masjid unik masjid bersejarah surau ceramah profil

Jumat, 01 Juni 2018

Ini Rahasia Kemakmuran Masjid Jogokariyan Sampai Bergaung ke Mancanegara


Meskipun bangunannya tak sebesar dan semegah Masjid Istiqlal di Jakarta, Masjid Kubah Emas di Depok, Masjid Al Akbar di Surabaya, Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang, Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, ataupun Masjid Agung Natuna di Ranai, Kabupaten Natuna dan sejumlah masjid lain, namun Masjid Jogokariyan di Jogja terbilang makmur, tersohor namanya, dan sukses menjadi salah satu masjid yang berhasil menarik kunjungan wisatawan baik saat maupun diluar Ramadhan.

Sampai akhirnya timbul pertanyaan kenapa Masjid Jogokariyan yang berdiri di tengah kampung di pinggiran Selatan Kota Jogja ini bisa makmur dan tersohor keberadaannya sampai ke mancanegara?

Masjid Jogokariyan beralamat lengkap di Jalan Jogokariyan 36, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Jogja, Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

Masjid yang dibangun tahun 1966, dan setahun kemudian digunakan ini diberi nama sesuai nama kampung tempat masjid ini berdiri yakni Jogokariyan.

Kabarnya ini mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang memberi nama masjid yang didirikannya sesuai dengan di mana masjid itu berada.

Pembangunan masjid ini berawal dari wakaf seorang pedagang batik dari Karangkajen, Yogyakarta.

Posisi awalnya di sebelah selatan kampung Jogokariyan, kemudian pindah ke tengah kampung, dan sekarang dengan segala perkembangannya,  masjid ini berdiri di sudut perempatan kampung.

Semula masjid ini hanya terdiri atas bangunan inti sebesar mushola.

Setelah tahun 2006, pengurus masjid mendirikan Islamic Center di bagian Timur bangunan utama.

Segala aktivitas pelayanan jamaan kerap ditempatkan di Islamic Center Masjid Jogokariyan.

Berdasarkan pengamatan SiarMasjid, kemakmuran dan ketersohoran Masjid Jogokariyan dipicu beberapa faktor pendukung.

Pertama pengurus masjid ini punya visi dan misi yang kuat. Visinya ingin mewujudkan masyarakat sejahtera lahir bathin yang diridhoi Allah melalui kegiatan kemasyarakatan yang berpusat di masjid.

Misinya antara lain menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat, pusat kegiatan masyarakat, tempat rekreasi rohani jama’ah, dan sebagai pesantren dan kampus masyarakat.

Kedua pengurus dan remaja masjidnya aktif, kompak, dan kreatif.

Tahun ini saja remaja masjidnya menggelar even Muslim Art Competition berskala Nasional 17-18 Maret lalu dan Lomba Mural Tingkat Nasional 20 Februari-9 Maret lalu.

Selama Ramadhan 1439 H, pengurusnya menyelenggarakan Kampoeng Ramadhan Jogokariyan dengan berbagai kegiatan seperti pengajian jelang ramadhan, berbagi sembako sahur, pembukaan pasar sore, taraweh dengan imam dari negeri Syam, kajian  obrolan dan lagu (kolag), ngobrol inspirasi (ngopi), kajian muslimah “parenting”, tabligh akbar, sahur bareng, qur’an camp, Ramadhan kids corner, tarawih ala Madinah 1 juz, Hamas Activity, dan  i’tikaf 10 hari full.

Khusus i’tikaf akan dimulai Senin, 4 Juni 2018 dengan agenda check in dan  pembukaan dilaksanakan pada pukul 16.00 (setelah sholat Ashr) di masjid Jogokariyan dengan biaya pendaftaran Rp 300 ribu.

Peserta i’tikaf yang sudah mendaftar bukan hanya dari Yogyakarta dan sekitarnya tapi juga dari Semarang, Purwokerto, Purwakerta,  Bekasi, Tangerang,  Lampung, Palembang, dan Palu, bahkan dari Aceh.

Fakor pendukung ketiga, masjid yang logonya terdiri dari tiga bahasa yakni Arab, Indonesia, dan Jawa ini pun memiliki  sarana promosi segala kegiatannya lewat beragam akun media sosial (medsos) yang lengkap mulai dari Facebook, Twitter, dan Instagram bahkan memiliki Website sendiri yang dikelola secara aktif, kreatif, dan menarik.

Kontaknya pun lengkap mulai dari email, nomor telp, sampai nomor WA sekretariat, penginapannya, dan  pengurus donasi/baitul maal-nya.

Melihat semua itu wajar jika masjid ini mendapat juara 1 hingga juara harapan 2 masjid besar percontohan DIY tahun 2016.

Pada tahun yang sama, masjid ini mendapat penghargaan sebagai  masjid besar percontohan idarah Nasional oleh Kemenag RI.

Masjid ini pun kerap dikunjungi para pengurus masjid lainnya untuk melakukan studi banding.

Bukti kalau masjid ini juga kerap dikunjungi wisatawan, di masjid ini dilengkapi dengan penginapan.

Kamar regulernya ada 10 kamar dengan tarif Rp 150 ribu per malam, sudah dilengkapi dengan fasilitas AC, air panas, TV, dan kamar mandi di dalam.

Ada juga family room 1 kamar Rp 250 ribu per malam dengan fasilitas AC, air panas, TV, kulkas, dan bathup.

Menurut pengurusnya penginapan tersebut milik Masjid Jogokariyan yang dibuat untuk menunjang gerakan masjid mandiri.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: @masjidjogokariyan

Captions:

1.  Masjid Jogokariyan, bukan hanya sekadar masjid.

2.  Lokasi Masjid Jogokariyan di Kota Jogja.

3.  Suasana jelang berbuka puasa di Masjid Jogokariyan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar