berita masjid masjid raya masjid unik masjid bersejarah surau ceramah profil

Minggu, 17 Juli 2011

Sentuhan Kontemporer Masjid Sahid Nurul Iman


Kendati termasuk masjid berukuran kecil, Masjid Sahid Nurul Iman punya pesona sendiri. Arsitikturnya bergaya kontemporer dengan desain modern minimalis. Alhasil banyak yang mengaguminya. Tak heran kalau Diva Pop Indonesia Krisdayanti jatuh hati dan melangsungkan pernikahan dengan Raul di masjid ini,  Maret 2011 lalu.

Arsitektur masjid yang berada di Jalan Jend Sudirman Kav. 86, tepatnya di belakang Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta ini beda dengan kebanyakan masjid lain. Ada keistemewaan tersendiri meski ukurannya tidak besar.

Bangunan masjid berlantai dua ini didominasi kaca sebagai dindingnya sehingga memberi kesan lapang dan terang pencahayaannya. Banyak ruang terbuka di setiap sisinya sehingga sirkulasi udaranya lebih sempurna.

Di lantai dasar pada bagian depan (kiblat) terdapat kolam yang dilengkapi dengan air mancur. Yang menarik posisi mimbarnya terbuka dan menjorok ke kolam tersebut. Lantainya membentuk letter U. Kubahnya berada di bagian tengah dengan ornamen kaligrafi berwarna-warni.

Sementara lantai dua yang dicapai dengan tangga di sisi belakang selain menjadi tempat solat juga sebagai perpustakaan.


Setiap hari masjid ini ramai jamaahnya, terutama tamu dan karyawan Hotel Grand Sahid Jaya dan perkantoran di sekitarnya. Tadaruss Al-Qur’an berjamaah setiap Rabu, ba’da zuhur menjadi salah satu aktivitas di masjid yang diresmikan 14 Maret 2010 lalu ini.

Nah, kalau Anda kebetulan sedang melintasi jalan utama di Jakarta ini dan sudah tiba waktu masuk solat, singgah saja ke masjid yang letaknya di samping Hotel Davinci. Anda pasti menemukan sentuhan lain dari arsitektur kontemporer modernnya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

4 komentar:

  1. Sayang Karpet/Permadaninya tdk terlihat Matching dengan keindahan bangunan nya...jadi tampak sekelas dengan langgar2 yg ada....

    BalasHapus
  2. Masjidnya cukup besar dan bagus. Alhamdulillah belakangan jama'ahnya makin banyak. Terutama dari kalangan pria. Walhasil, ruang wudhu perempuan harus dialihfungsikan untuk jama'ah pria dan menggunakan area wudhu di lantai 2 (area terbuka). Sebenarnya tdk masalah, asalkan memang jama'ah laki2 termasuk pengurus masjid dan marbot tidak berwudhu di area ini. Sayangnya tidak, mereka masih menggunakan area ini untuk berwudhu. Saya beberapa kali menyampaikan masukan hingga keluhan, karena hal ini menyusahkan kaum perempuan, bahkan sudah bicara langsung dengan ketua pengurusnya. Namun sampai saat ini keadaannya masih demikian. Karena saya pernah coba tegur langsung laki2 yg berwudhu di lantai 2, tapi jawabannya kurang menyenangkan dan pria tsb mengakui bahwa dia berhak wudhu di situ sbg pengurus masjid. Cukup mengecewakan. Sayangnya itu masjid terdekat dari kantor saya.

    BalasHapus