berita masjid masjid raya masjid unik masjid bersejarah surau ceramah profil

Kamis, 19 Mei 2016

Terpesona Arsitektur Piramida Khas Masjid Raya Batam

Berwisata ke Batam paling seru, ya berbelanja aneka produk berharga miring, menyantap kuliner sop ikan dan aneka olahan seafood lainnya, serta mejeng di Jembatan Barelang sambil mencicipi sate udang, kepiting, dan jagung bakar. Tapi awas jangan lupa diri, yang WAJIB harus tetap ditegakkan lho. Nah, kalau Anda kebetulan sedang berada di Batam Center lalu mendengar lantunan azan, segeralah bergegas ke Masjid Raya Batam (MRB) dengan senyum cerah dan hati senang.

Kenapa harus ke Masjid Raya Batam? Apa tidak ada masjid lain? Mungkin itu yang menjadi pertanyaan Anda saat membaca lead di atas.

Jawabannya karena masjid tersebut masjid terbesar sekaligus menjadi salah satu icon Kota Batam, selain Jembatan Barelang dan Tulisan Welcome To Batam di Bukit Clara. Tulisan bercat putih tersebut itu pun dapat dilihat jelas dari samping kiri masjid ini.

Keistimewaan lainnya, masjid yang dibangun di atas tanah kompleks seluas 75.000 m2 pada tahun 1999 dan rampung tahun 2001 silam ini  berada dekat dengan Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center.

Setiap hari wisatawan mancanegara dan nusantara yang berkunjung ke Batam melalui Singapura melintasi dan dapat melihat dengan jelas masjid ini. Batam merupakan pulau terdekat dengan negara tetangga Singapura.

Kelebihan lainnya, masjid yang pembangunannya diprakarsai Ismed Abdullah selaku ketua Otoritas Batam dan Ir. Achmad Noe’man sebagai arsitek masjid ini, arsitekturnya berbentuk paduan antara balok bujur sangkar pada bagian bawah dan lintas sama sisi pada bagian atas yang merupakan kepala bangunan.

Bentuk limas sama sisi (teriris tiga bagian) dipilih dengan pertimbangan bahwa bentuk atap yang cocok untuk denah bangunan bujur sangkar, mempunyai persepsi vertikalisme menuju satu titik di atas sebagai simbol hubungan antara manusia dan Tuhan (habluminallah).

Sedangkan irisan tiga bagian merupakan simbol perjalanan hidup manusia (sebagai hamba Allah) dalam tiga alam yaitu alam rahim, dunia, dan alam akhirat.

Masjid yang ruang shalat bagian dalamnya berluas 2.515 m2 hingga mampu menampung 3.500 jamaah  dan 15.000 jamaah lagi di bagian luar ini memiliki kubah dengan bentuk unik yang berdesain limas segi empat atau seperti piramida. Bagian atapnya dihiasi lampu-lampu gantung terkesan gagah.

Ruang salat ditutup klinker terakota  berwarna merah bata. Garis-garis shaf memakai bahan paving blocks warna kelabu sehingga terlihat kontras.

Di ruang shalat bawah ada kolam air mancur yang bisa juga dipakai sebagai tempat berwudhu. Selain itu ada bak-bak tanaman batu kali, lampu-lampu taman, dan deretan pohon palem raja.

Keseluruhan elemen itu membuat suasana ruang salat lebih nyaman, lebih indah, dan berwibawa.

Tak heran masjid yang dilengkapi dengan menara setinggi 66 m ini selain menjadi tempat ibadah, pun menjadi  pesona daya tarik pariwisata.

Masjid yang kini berganti nama menjadi Masjid Agung Batam (MAB) juga dilengkapi dengan ruang wudlu pria seluas 506,7 m2, ruang wudlu wanita (178,1), ruang penitipan barang (39,96), dan ruang kegiatan seluas 2.190,3 m2.

Mengapa berganti nama menjadi MAB? Nama ini ditetapkan oleh Kementerian Agama pada Juli 2010 lalu dan ditindaklanjuti dengan SK Walikota Batam.

Pergantian nama tersebut berdasarkan peraturan Kementerian Agama yang mengatur nama sebuah masjid sesuai dengan wilayahnya. Kalau masjid raya itu untk wilayah provinsi sedangkan untuk wilayah kota harus menggunakan nama masjid agung.

Oleh sebab itulah MRB berubah nama menjadi MAG karena masjid skala kota bukan provinsi. Kendati begitu tetap saja masyarakat Kota Batam lebih mengenal sebutan MRB  ketimbang MAG karena nama MRB sudah lama dikenal dan menyatu di hati warga Batam.

Kelebihan lain, masjid yang masjid ini terletak di Jalan Engku Putri Kota Batam, kawasan Batam Center ini juga selalu menjadi pusat acara keagaman islam yang biasa diselenggarakan Pemkot Batam.

Tak sulit menemukan masjid ini. Lokasinya berhadap-hadapan dengan kantor Badan Otorita Pengembangan Pulau Batam atau BIDA (Batam Industrial Development Authority) dan bersebelahan dengan alun-alun.

Cuma butuh waktu sekitar 20 menit dari Bandara Internasional Hang Nadim, Batam dengan taksi.

Pertanyaan berikutnya, kenapa harus dengan wajah cerah dan hati senang?

Jawabannya karena Anda termasuk orang yang beruntung, masih tetap mengindahkan perintah-Nya, menunaikan Shalat Wajib Lima Waktu dan atau Shalat Jumat di masjid meskipun sedang bersenang-senang, berwisata memanjakan diri di dunia yang sesaat, serba menggoda dan menjebak.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar