berita masjid masjid raya masjid unik masjid bersejarah surau ceramah profil

Kamis, 19 Mei 2016

Amirul Mukminin, Masjid Terapung Dambaan Wisatawan Saat Nikmati Pantai Losari


Kalau Anda berwisata ke Makassar, Sulawesi Selatan, tepatnya di kawasan Pantai Losari, pasti akan menemukan masjid yang dibangun di atas permukaan laut dengan ditopang sejumlah tiang pondasi yang tertancap kuat di dasar Timur Laut Losari. Sejak dibuka tahun 2012 silam, masjid berwarna putih, abu-abu, dan aksen hitam dengan dua menara menjulang setinggi 16 meter ini menjadi dambaan wisatawan.

Saat air pasang, tiang-tiang masjid ini tak nampak sehingga masjid berarsitektur modern ini seperti mengapung di permukaan laut, oleh karena itu disebut Masjid Terapung.

Masjid yang lokasinya berhadapan dengan rumah jabatan Walikota Makassar di Jalan Penghibur ini diklaim menjadi Masjid Terapung pertama di Indonesia.

Kalau Anda perhatikan lagi, jamaah yang datang ke masjid bernama Amirul Mukminin ini sebagian besar wisatawan yang tengah berwisata di Makassar yang berjuluk Kota Anging Mamiri ini. Wisatawan dan warga biasanya mulai berdatangan ke lokasi jelang sore hari.

Jika dulu di kawasan pantai paling tersohor di Kota Makassar bahkan Sulsel ini, wisatawan hanya duduk-duduk menunggu matahari ternggelam kemudian nongkrong di deretan kursi plastik depan gerobak pedagang Pisang Epe.

Kini sejak kehadiran Masjid Terapung ini wisatawan pun jadi mudah menunaikan kewajibannya Shalat Maghrib secara berjamaah saat berwisata di Bumi Pisang Epe ini.

Pantauan Siarmasjid, sejak sore mulai pukul 3, wisatawan sudah mulai banyak yang membanjiri masjid ini. Mereka umumnya wisatawan dari luar Makassar yang terpesona dengan keindahan sekaligus keunikan masjid ini.

Biasanya mereka melakukan Shalat Ashar di sini, kemudian melanjutkan jalan-jalan, foto-foto, dan berwisata kuliner di sepanjang Pantai Losari.  Jelang Maghrib, mereka kembali lagi untuk mengabadikan pesona sunset yang menawan. Baru kemudian Shalat Maghrib berjamaah.

Itu pula yang penulis lakukan disela-sela meliput even Lomba Kuliner Berbahan Ikan & Pangan Lokal 2016 yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) selama 2 hari (14-15/5) di Anjungan Pantai Losaari, Makassar.

Sebelum azan Ashar berkumandang, sejumlah jamaah mulai memasuki masjid lewat jembatan yang tiang-tiang pondasinya menancap di dasar laut.  Di ujung masing-masing jembatan ada tempat penitipan sepatu dan sandal. Pengunjung dilarang mengenakan alas kaki di halaman masjid.

Halaman depan masjid ini juga kerap digunakan jamaah untuk shalat jika di bagian dalam penuh. Di halaman ini ditempatkan beberapa kota amal untuk jamaah yang ingin berinfaq.

Dari segi ukuran, masjid berlantai tiga berdiameter 45 meter dengan 2 kubah berwarna biru masing-masing berdiameter 9 meter ini, tidaklah terlalu besar. Namun ternyata mampu menampung sekitar 500 jamaah.

Mungkin karena berada di tepian laut, meskipun siang hari terik, kondisi udara di ruang dalam masjid ini pun tetap sejuk kendati pengelolanya tak menyalakan AC.

Tempat wudhu utama di masjid ini ada dua, di sebelah kiri dari pintu masuk masjid untuk laki-laki merangkap toilet. Di sebelah kanannya khusus untuk wanita. Beberapa kran air untuk berwudhu juga di sediakan dekat halaman masjid di sebelah kiri dan kanan, dekat dengan penitipan sepatu/sandal.

Ruang shalat laki-laki di lantai dasar dengan atap yang dihiasai sejumlah lampu hias bulat hingga menambah kesan modern dan elegan interior masjid ini.

Sedangkan di lantai dua khusus jamaah perempuan dengan menaiki tangga melingkar. Tapi ada juga jamaah perempuan terutama yang sudah uzur memilih shalat di bagian belakang ruang dasar khusus pria.

Di dalam masjid ada seorang anak berusia belasan tahun melantunkan Ayat-Ayat Suci. Suaranya merdu menambah keteduhan bukan cuma ruang masjid, pun ruang ruang kalbu ini. Bocah yang mengenakan peci berwana putih dan baju gamis abu-abu itu pun kemudian mengumandangkan azan dengan suara lantang dan indah.

Imamnya pun tak kalah menawan hati. Suara dan intonasinya saat melafazkan bacaan shalat mirip imam di Masjid Masjidil Haram.

Usai shalat Ashar berjamaah, banyak pengunjung yang naik ke lantai tiga melalui tangga yang melingkar di sisi kanan dan kiri untuk menikmati pemandangan. Panorama kawasan Pantai Losari dari lantai 3 masjid ini sungguh menawan, apalagi jelang matahari kembali ke peraduan.

Keunikan lain masjid ini, jika dilihat dari atas dua buah kubah dan tangga melinggar menuju lantai tiga, membentuk angka 99, melambangkan asmaul khusna.

Tak bisa dipungkiri masjid yang diresmikan oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla pada 21 Desember 2012 silam ini menjadi dambaan wisatawan.

Kehadirannya bukan semata menambah pesona keindahan Pantai Losari pun membantu memudahkan wisatawan yang ingin tetap menunaikan Shalat Wajib Lima Waktu saat berwisata.

Kehadiran Masjid Terapung Amirul Mukminin ini menambah deretan masjid favorit di Kota Makasar. Sebelumnya ada Masjid Raya dan Masjid Al Markaz Al Islami yang keduanya berlokasi di Jalan Masjid Raya, di tengah Kota Makassar.

Amran (43 tahun), salah sorang wisatawan luar Makassar yang penulis temui usai Shalat Asyar berjamaah di Masjid Terapung ini, mengaku masjid yang dibangun di era Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin ini menjadi salah satu tujuan favorit jalan-jalannya bersama keluarga, setelah masjid Al Markaz Al Islami.

"Sejak ada masjid ini, atmosfir Islami di Pantai Losari lebih terasa. Kami jadi tak bingung kalau mau shalat saat piknik di sini,” aku Amran yang datang bersama istri dan tiga orang anaknya yang masih kecil-kecil.

Boleh dibilang Masjid Terapung Amirul Mukminin menambah magnet kawasan Pantai Losari semakin kuat. Landmark Islami ini mampu menjaring wisatawan datang dan betah berlama-lama di Pantai Losari.

Belakangan ini sejumlah kota lain ikut tertarik membangun masjid terapung agar dapat menarik kunjungan wisatawan seperti yang berhasil dilakukan Makassar.

Contohnya Bandung, meskipun tak punya laut, dalam waktu dekat Ibukota Jawa Barat yang dikelilingi pegunungan ini akan memiliki masjid terapung di atas danau di daerah Gedebage yang diberi nama Masjid Al-Jabbar.

Melihat kesukseskan Masjid Terapung Amirul Mukminin menjaring wisatawan ke Makassar, tak berlebihan rasanya kalau konsep pantai bermasjid unik, menarik, dan nyaman ini patut ditiru daerah wisata lain biar lebih berkah. Soalnya saat berwisata, wisatawannya jadi tak kesulitan mencari tempat beribadah.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar