Kenapa harus ke Masjid Raya Batam? Apa
tidak ada masjid lain? Mungkin itu yang menjadi pertanyaan Anda saat membaca lead di atas.
Jawabannya karena masjid tersebut masjid terbesar
sekaligus menjadi salah satu icon Kota Batam, selain Jembatan Barelang dan
Tulisan Welcome To Batam di Bukit Clara. Tulisan bercat putih tersebut itu pun
dapat dilihat jelas dari samping kiri masjid ini.
Keistimewaan lainnya, masjid yang dibangun
di atas tanah kompleks seluas 75.000 m2 pada tahun 1999 dan rampung tahun 2001
silam ini berada dekat dengan Pelabuhan Ferry
Internasional Batam Center.
Setiap hari wisatawan mancanegara dan
nusantara yang berkunjung ke Batam melalui Singapura melintasi dan dapat melihat
dengan jelas masjid ini. Batam merupakan pulau terdekat dengan negara tetangga
Singapura.
Kelebihan lainnya, masjid yang pembangunannya
diprakarsai Ismed Abdullah selaku ketua Otoritas Batam dan Ir. Achmad Noe’man
sebagai arsitek masjid ini, arsitekturnya berbentuk paduan
antara balok bujur sangkar pada bagian bawah dan lintas sama sisi pada bagian
atas yang merupakan kepala bangunan.
Bentuk limas sama sisi (teriris tiga bagian) dipilih dengan pertimbangan
bahwa bentuk atap yang cocok untuk denah bangunan bujur sangkar, mempunyai
persepsi vertikalisme menuju satu titik di atas sebagai simbol hubungan antara
manusia dan Tuhan (habluminallah).
Sedangkan irisan tiga bagian merupakan
simbol perjalanan hidup manusia (sebagai hamba Allah) dalam tiga alam yaitu
alam rahim, dunia, dan alam akhirat.
Masjid yang
ruang shalat bagian dalamnya berluas 2.515 m2 hingga mampu menampung 3.500
jamaah dan 15.000 jamaah lagi di bagian
luar ini memiliki kubah dengan bentuk unik yang berdesain limas
segi empat atau seperti
piramida. Bagian atapnya dihiasi lampu-lampu gantung terkesan gagah.
Ruang salat ditutup klinker terakota berwarna merah bata. Garis-garis
shaf memakai bahan paving blocks warna kelabu sehingga
terlihat kontras.
Di ruang shalat bawah ada kolam air mancur yang bisa juga dipakai
sebagai tempat berwudhu. Selain itu ada
bak-bak tanaman batu kali, lampu-lampu taman, dan deretan pohon palem
raja.
Keseluruhan elemen itu membuat suasana ruang salat lebih nyaman, lebih indah, dan berwibawa.
Tak heran masjid yang
dilengkapi dengan menara setinggi 66 m ini selain menjadi tempat ibadah, pun menjadi pesona daya tarik pariwisata.
Masjid yang kini berganti nama menjadi Masjid
Agung Batam (MAB) juga dilengkapi dengan ruang wudlu pria seluas 506,7 m2, ruang wudlu wanita (178,1), ruang penitipan barang (39,96), dan ruang kegiatan seluas 2.190,3 m2.
Mengapa berganti nama menjadi MAB? Nama ini
ditetapkan oleh Kementerian Agama pada Juli 2010 lalu dan ditindaklanjuti
dengan SK Walikota Batam.
Pergantian nama tersebut berdasarkan
peraturan Kementerian Agama yang mengatur nama sebuah masjid sesuai dengan
wilayahnya. Kalau masjid raya itu untk wilayah provinsi sedangkan untuk wilayah
kota harus menggunakan nama masjid agung.
Oleh sebab itulah MRB berubah nama menjadi
MAG karena masjid skala kota bukan provinsi. Kendati begitu tetap saja masyarakat
Kota Batam lebih mengenal sebutan MRB
ketimbang MAG karena nama MRB sudah lama dikenal dan menyatu di hati
warga Batam.
Kelebihan lain, masjid yang masjid ini terletak di Jalan Engku Putri Kota Batam, kawasan Batam
Center ini juga selalu menjadi pusat acara keagaman islam yang biasa diselenggarakan
Pemkot Batam.
Tak sulit menemukan masjid ini. Lokasinya
berhadap-hadapan dengan kantor
Badan Otorita Pengembangan Pulau Batam atau BIDA (Batam Industrial Development Authority) dan bersebelahan dengan alun-alun.
Cuma butuh waktu sekitar 20 menit dari Bandara Internasional Hang Nadim, Batam
dengan taksi.
Pertanyaan berikutnya, kenapa harus dengan
wajah cerah dan hati senang?
Jawabannya karena Anda termasuk orang yang beruntung, masih tetap mengindahkan perintah-Nya, menunaikan Shalat Wajib Lima Waktu dan atau Shalat Jumat di masjid meskipun sedang bersenang-senang, berwisata memanjakan diri di dunia yang sesaat, serba menggoda dan menjebak.
Jawabannya karena Anda termasuk orang yang beruntung, masih tetap mengindahkan perintah-Nya, menunaikan Shalat Wajib Lima Waktu dan atau Shalat Jumat di masjid meskipun sedang bersenang-senang, berwisata memanjakan diri di dunia yang sesaat, serba menggoda dan menjebak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar