Beriwisata
ke Kota Garut, Jawa Barat saat Ramadahan, belum lengkap kalau belum mampir ke
Mesjid Agung-nya. Selain bersuasana teduh dengan lokasinya yang strategis, tak
jauh dari pusat keramaian, pada bulan Ramadhan khususnya menjelang senja,
tempat ini menjadi salah satu lokasi favorit warga dan wisatawan local Garut untuk mencari menu tajil.
Lantaran
berada di alun-alun dengan halama luas dan bangunana yang tinggi dan besar,
membuat masjid ini kerap menjadi tempat transit bagi para pelancong dalam
negeri untuk shalat dan beristirahat sejenak.
Bentuk
fisik masjid ini jelas beda dengan dengan Masjid Agung Garut pada awal abad ke
19. Teutama pada bentuk kubahnya.
Umumnya
masjid di Priangan termasuk Masjid Agung Bandung, Masjid Agung Garut pada masa itu pun menganut
konsep tajuk tumpang tiga atau lebih dikenal dengan atap“nyungcung”. Itulah mengapa di tanah sunda jaman baheula (dulu) sering kita dengar istilah “ka bale nyungcung” untuk menggambarkan pasangan yang
akan melakukan akad nikah di Masjid Agung.
Berdasarkan catatan sejarah, pembangunan mesjid ini
bertalian erat dengn pembangunan Kabupaten Garut. Pada
tanggal 15 September 1813 pertama kali dibangun sarana dan prasarana
ibukota yaitu pendopo, kantor asisten residen, mesjid, penjara, dan alun-alun.
Tapi jika melihat nisan kuburan yang terletak di samping masjid
ini, mesjid ini kiranya dibangun pada tahun 1809 atau bahkan
sebelumnya. Ketika itu ada tradisi bahwa yang disebut kuburan pasti dibuat di
dekat mesjid layaknya mesjid-mesjid di Jawa seperti Masjid Agung di
Banten dan Demak.
Catatan di sekretariat DKM Mesjid Agung menyebutkan,
perubahan signifikan atas mesjid ini terjadi pada 1979 yang merubah bentuk
atap, dari lancip menjadi kubah dan plat beton.
Bentuk kubah ini diubah kembali secara menyeluruh pada 10 November 1994 dan rampung pada 25 Agustus
1998. Renovasi terakhir inilah yang mengubah pula arah kiblat dengan
bantuan ahli geodesi dari ITB menggunakan GPS (Global Positioning
System).
Masjid Agung Garut terletak di Jalan ahmad Yani, Garut sebelah
Utara Alun-alun Garut. Berdiri
di atas lahan seluas 4.480 m2. Masjid ini menjadi masjid utama di Kabupaten
Garut serta menjadi pusat semua kegiatan keagamaan (Islam) di Kota Garut.
Dahulunya
antara mesjid dan alun-alun dipisahkan oleh
Jalan alun-alun Barat. Saat
ini jalannya dihilangkan sehingga mesjid menjadi satu dengan alun-alun.
Nah,
usai memborong dodol yang menjandi panganan khas Garut untuk oleh-oleh, tak ada
salahnya mampir ke Masjid Agung Garut untuk menunaikan kewajiban, sambil
menikmati keteduhan dan kekhasan arsitekturnya.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan
(adji_travelplus@yahoo.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar